KOROPAK.CO.ID – Libur panjang Lebaran selalu datang membawa kisah yang tak sekadar tentang silaturahmi dan sukacita, tetapi juga tentang suguhan berlimpah yang sering membuat siapa pun lupa diri.
Dalam setiap sudut rumah, aroma opor ayam, rendang, dan kue-kue manis menjadi simbol kemeriahan, sekaligus tantangan bagi mereka yang tengah menjaga berat badan.
Sejak dulu, momen seperti ini kerap menjadi “zona bebas diet”, di mana prinsip pola makan sehat seolah ditangguhkan demi kebersamaan keluarga. Tak heran, ketika suasana kembali normal, banyak yang menyadari angka timbangan tak lagi bersahabat.
Kenaikan berat badan setelah Lebaran memang bukan fenomena baru. Ini adalah cerminan dari tradisi kuliner yang kaya, namun kadang tak ramah bagi metabolisme.
Meski demikian, sejarah selalu membuka ruang untuk perubahan. Seperti halnya bangsa yang bangkit setelah masa sulit, tubuh pun bisa kembali bugar jika diberi kesempatan dan disiplin. Berikut ini adalah empat pendekatan klasik namun tetap relevan untuk mengembalikan dan menjaga berat badan pasca-Lebaran.
1. Kembali ke Akar: Pola Makan Seimbang
Langkah pertama adalah kembali pada prinsip gizi seimbang. Setelah berminggu-minggu dihujani lemak dan gula, tubuh butuh ‘detoksifikasi alami’. Sayuran hijau, buah segar, protein rendah lemak, dan karbohidrat kompleks menjadi elemen wajib dalam upaya pemulihan.
Piring sehat menjadi simbol peradaban baru, setengah diisi sayur dan buah, sepertiga karbohidrat kompleks, dan sepertiga lagi protein berkualitas.
Pengurangan gula tambahan, makanan bersantan, serta gorengan menjadi titik tolak untuk kembali pada kesederhanaan dalam makan. Sejarah kesehatan modern telah membuktikan bahwa cara pengolahan makanan rebus, kukus, panggang lebih menyehatkan daripada menggoreng dengan minyak berulang.
Baca: Solusi Praktis Mengurangi Sampah Makanan di Rumah
2. Membangun Kedisiplinan: Jadwal Makan Konsisten
Selepas euforia Lebaran, ritme makan sering kali menjadi kacau. Pola makan tak menentu bisa menyebabkan gangguan metabolisme. Oleh sebab itu, membangun kembali rutinitas makan setiap 4–5 jam menjadi kunci penting.
Jangan biarkan lapar datang larut malam. Jika benar-benar perlu, pilih camilan seperti yoghurt rendah lemak atau buah potong. Dan tentu saja, minum air putih sebelum makan—kebiasaan sederhana yang diwariskan banyak budaya untuk menekan porsi makan secara alami.
3. Menghidupkan Gerak: Olahraga Terukur
Olahraga pasca-Lebaran adalah bentuk rekonsiliasi antara tubuh dan jiwa. Tak perlu langsung berat, cukup dengan jalan cepat, bersepeda, atau berenang. Latihan kekuatan seperti push-up, squat, atau angkat beban ringan juga membantu memperbaiki metabolisme yang sempat melambat.
Di masa lalu, para petani dan nelayan membakar kalori lewat kerja fisik alami. Kini, kita bisa meniru semangat itu melalui kegiatan rumah tangga menyapu, mencuci, berkebun—semua menyimpan potensi membakar energi.
4. Merawat Diri: Stres dan Tidur yang Teratur
Akhirnya, tubuh tak akan pulih tanpa ketenangan batin. Stres pasca-libur bisa menjadi musuh dalam selimut, meningkatkan hormon kortisol yang memicu keinginan untuk makan berlebih. Istirahat yang cukup, tidur 7–8 jam per malam, membantu menyeimbangkan hormon lapar dan kenyang.
Relaksasi, meditasi, atau sekadar menikmati hobi menjadi bagian dari sejarah pribadi kita untuk hidup lebih seimbang. Begadang, seperti halnya kebiasaan buruk lain, adalah pengganggu metabolisme yang sering diremehkan.