KOROPAK.CO.ID – Penumpukan lemak di bagian tubuh tertentu seperti paha, betis, dan lengan kerap dianggap sebagai akibat dari pola makan yang tidak sehat atau kurangnya aktivitas fisik. Namun, para ahli medis menegaskan bahwa tidak semua penumpukan lemak merupakan akibat langsung dari gaya hidup.
Salah satu kondisi yang masih sering disalahartikan adalah lipedema, gangguan kronis yang ditandai dengan penumpukan lemak abnormal di bawah kulit, terutama di tubuh bagian bawah. Kondisi ini umumnya menyerang wanita dan bersifat simetris, namun tidak memengaruhi tangan atau kaki.
Gejala dan Ciri Khas Lipedema
Lipedema memiliki gejala khas, seperti penumpukan lemak tidak proporsional di bagian paha, bokong, dan lengan atas, namun tidak di tangan dan kaki. Kondisi ini juga disertai dengan nyeri, rasa berat, kulit yang sensitif, serta mudah memar. Banyak pasien juga mengeluhkan tekstur kulit yang kasar dan tidak rata, menyerupai selulit.
Gejala lipedema cenderung muncul atau memburuk saat terjadi perubahan hormonal, seperti pada masa pubertas, kehamilan, atau menopause. Hal ini membuat sebagian besar penderitanya adalah perempuan, meskipun kasus pada laki-laki tetap mungkin terjadi, meski sangat jarang.
Penyebab dan Faktor Risiko
Hingga kini, penyebab pasti lipedema belum diketahui. Namun, faktor genetik dan hormonal diduga berperan besar. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara lipedema dengan disfungsi pembuluh darah serta sistem limfatik, yang memengaruhi distribusi cairan dan lemak dalam tubuh.
Pembedaan Lipedema dan Lemak Normal
Menurut para ahli, membedakan lipedema dengan lemak normal sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam penanganan. Lemak biasa umumnya tersebar merata di seluruh tubuh dan bisa dikurangi melalui pola makan dan olahraga.
Baca: Batuk Tak Kunjung Sembuh? Waspadai Penyebabnya!
Sementara itu, lipedema bersifat lokal, tidak merespons intervensi gaya hidup, dan kerap menyebabkan ketidaknyamanan fisik yang nyata.
Pilihan Penanganan
Lipedema memang belum dapat disembuhkan secara total, namun sejumlah metode pengelolaan telah terbukti membantu meringankan gejalanya. Beberapa di antaranya adalah:
– Terapi kompresi menggunakan stocking khusus untuk mengurangi pembengkakan.
– Pijat drainase limfatik manual (MLD) untuk membantu aliran cairan limfatik.
– Olahraga ringan seperti berjalan dan berenang untuk menjaga sirkulasi.
– Diet sehat guna mencegah komplikasi obesitas sekunder.
– Operasi liposuction berbantuan air, yang dianggap efektif untuk mengurangi volume lemak abnormal.
Dukungan psikologis juga sangat dianjurkan, mengingat dampak emosional dan sosial yang ditimbulkan kondisi ini cukup besar.
Pentingnya Edukasi dan Diagnosis Dini
Para profesional kesehatan mendorong masyarakat untuk lebih memahami kondisi ini agar penderita dapat segera memperoleh diagnosis yang tepat dan tidak terus disalahkan karena bentuk tubuh mereka.
Jika Anda mengalami gejala serupa atau mengenal seseorang yang mungkin mengalaminya, konsultasikan segera ke dokter spesialis agar dapat ditangani sejak dini.