KOROPAK.CO.ID – VATIKAN – Sejarah baru tercatat dalam Gereja Katolik dunia. Kardinal Robert Francis Prevost, kelahiran Chicago, resmi dilantik sebagai Paus Leo XIV dalam sebuah misa khidmat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Ia menjadi paus pertama asal Amerika Serikat, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat 21 April lalu.
Pelantikan ini menandai era baru kepemimpinan spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik global. Dalam suasana haru dan antusias, puluhan ribu umat memenuhi kawasan Vatikan, menyambut sosok paus baru yang dikenal rendah hati dan berpikiran progresif.
Upacara pelantikan dimulai pukul 10.00 waktu setempat, dengan dihadiri sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Peru, serta Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance. Raja dan ratu Spanyol, serta sejumlah bangsawan Eropa turut hadir dalam barisan VIP.
Sebelum misa dimulai, Paus Leo XIV menyapa umat dari mobil paus terbuka, Popemobile, sambil tersenyum, melambaikan tangan, dan memberkati anak-anak. Ribuan bendera AS dan Peru berkibar, menghormati asal-usul Leo sebagai anak dari keturunan imigran.
Sebagaimana tradisi, Paus menerima dua lambang utama dalam pelantikannya: pallium, selempang wol yang melambangkan peran gembala spiritual, dan Cincin Nelayan, simbol otoritas kepausan yang diturunkan dari Santo Petrus. Cincin ini dibuat khusus untuk setiap paus dan secara simbolis akan dihancurkan saat masa jabatannya berakhir.
Dalam homilinya, Paus Leo menyerukan persatuan, menekankan tujuh kali kata “bersatu” dan empat kali “harmoni”. Ia menolak “propaganda agama” dan “politik kekuasaan”, seraya mengajak umat untuk meneladani cinta kasih Yesus sebagai pendekatan utama.
Baca: Ignatius Suharyo, Kardinal Indonesia yang Ikuti Konklaf Pemilihan Paus Baru
“Saudara-saudari, saya ingin agar keinginan besar pertama kita adalah Gereja yang bersatu, tanda persekutuan, ragi bagi dunia yang berdamai,” ucapnya.
Lebih jauh, Paus menyampaikan seruan mendalam untuk perdamaian di Ukraina serta keprihatinan atas penderitaan di Gaza. “Ukraina yang menderita sedang menunggu negosiasi untuk perdamaian yang adil dan abadi,” katanya, menegaskan tekadnya untuk menjembatani perdamaian dunia.
Ia juga mengenang penderitaan di Myanmar dan menyerukan perlindungan terhadap lingkungan hidup serta penghentian marginalisasi kaum miskin. “Tak ada ruang untuk eksploitasi dan pengabaian. Dunia dan Gereja harus menjadi tempat yang memeluk mereka yang tersingkir,” tuturnya.
Pelantikan Paus Leo XIV terjadi dalam bayang-bayang warisan kompleks dari Paus Fransiskus, yang dianggap reformis namun memicu ketegangan di antara kubu konservatif. Dengan kerendahan hati, Leo mengakui beratnya tanggung jawab barunya, dan menyebut dirinya sebagai “saudara yang ingin menjadi pelayan iman dan sukacita Anda.”
Era Leo XIV kini dimulai dengan janji kesatuan, keadilan, dan kasih yang menjadi arah baru bagi Gereja Katolik dunia.