Actadiurna

Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand Sarat Nuansa Budaya

×

Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand Sarat Nuansa Budaya

Sebarkan artikel ini
Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand Sarat Nuansa Budaya
Doc. Foto: presidenri.go.id

KOROPAK.CO.ID – BANGKOK – Dalam satu babak penting sejarah hubungan Indonesia–Thailand, sebuah momen lembut namun bermakna terjadi di balik protokol kenegaraan.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam lawatan resmi perdananya ke Thailand sejak menjabat sebagai kepala negara, menyambangi pameran budaya Thailand yang digelar di aula Gedung Santi Maitree, kawasan Government House, atas undangan langsung Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra.

Di luar sorotan meja diplomasi, suasana keakraban terpancar dalam kunjungan yang berlangsung beberapa saat sebelum jamuan resmi siang itu.

Di dalam aula yang sarat simbol kebudayaan, Presiden Prabowo menyaksikan beragam karya seni rupa, kerajinan tangan tradisional, dan sajian kuliner autentik Thailand. Ini bukan sekadar kunjungan seremonial—ini adalah jembatan budaya yang ditegakkan dengan langkah yang tulus.

Presiden Prabowo, yang dikenal dengan latar belakang militer dan ketegasan sikap, menunjukkan sisi berbeda: penuh perhatian, antusias, dan terlibat langsung dalam dialog bersama para pengrajin. Di salah satu sudut, ia menyimak proses pembuatan kerajinan khas sambil menanggapi penjelasan dengan hangat.

Baca: Di Forum PUIC, Prabowo Serukan Reformasi Dunia Islam

Di sudut lain, beliau mencicipi hidangan tradisional, ditemani langsung oleh Perdana Menteri Paetongtarn yang dengan antusias memaparkan filosofi di balik cita rasa dan warisan kuliner negaranya.

Pameran budaya ini menjadi simbol kuat: bahwa diplomasi tidak selalu dibangun dari teks perjanjian atau pertemuan formal di balik pintu tertutup. Ada nilai luhur yang hidup di antara rakyat, nilai yang dirayakan melalui kain tenun, ukiran kayu, dan aroma rempah yang membumbung di udara.

Lawatan ini berlangsung setelah pertemuan resmi antara Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn, di mana kedua pemimpin menegaskan komitmen mempererat kerja sama strategis lintas sector dari pertahanan, perdagangan, hingga penanganan isu-isu kawasan.

Namun, pameran budaya tersebut menghadirkan makna tersendiri: diplomasi yang menyentuh nurani, bukan sekadar kepentingan. Dalam perjalanan sejarah hubungan bilateral Indonesia–Thailand, 19 Mei 2025 akan dikenang bukan hanya sebagai hari pertemuan dua pemimpin negara.

Hari itu akan dicatat sebagai momentum ketika budaya menjadi bahasa persahabatan yang paling jujur, dan ketika dua negara serumpun di Asia Tenggara mempererat simpulnya melalui sentuhan seni dan rasa.

error: Content is protected !!