KOROPAK.CO.ID – TASIKMALAYA – Seratus hari sejak dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan dan Rd. Diky Chandra harus menghadapi sorotan tajam dari kalangan mahasiswa.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya secara terbuka menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja awal duet pemimpin muda tersebut.
Dalam sebuah demonstrasi yang digelar di depan Bale Kota Tasikmalaya, Rabu sore (21/5/2025), HMI menyampaikan “rapor merah” atas capaian pemerintahan Viman-Diky.
Aksi ini menandai babak baru relasi kritis antara pemuda dan kekuasaan di Tasikmalaya, kota yang sejak reformasi dikenal dengan partisipasi aktif kalangan mahasiswa dalam isu-isu publik.
Delapan persoalan utama menjadi sorotan dalam evaluasi HMI: janji kampanye 100 hari yang tak kunjung terwujud, stagnasi dalam rotasi-mutasi ASN, pengelolaan sampah yang belum tertangani serius, serta lemahnya komitmen dalam pengentasan kemiskinan.
Tak hanya itu, pengawasan terhadap pendapatan asli daerah (PAD), kualitas pelayanan publik, problem pendidikan, hingga nihilnya implementasi konsep Pentahelix juga turut dikritik.
Konsep Pentahelix yang berkali-kali disuarakan Viman sebagai model kolaboratif antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media dituding sekadar jargon tanpa pijakan nyata.
“Yang kami lihat selama 100 hari ini lebih banyak seremoni dibanding solusi,” ujar Ahmad Riza Hidayat, Wasekbid PTKP HMI Cabang Tasikmalaya.
Koordinasi antarpemangku kepentingan, menurut HMI, masih jauh dari harapan. Komunikasi antara eksekutif, legislatif, dan jajaran dinas kerap tak sinkron. Ini mencerminkan kurangnya arah strategis dalam menjalankan roda pemerintahan.
Kritik keras dari HMI ini bukan semata ekspresi kekecewaan, tapi juga bagian dari sejarah panjang peran mahasiswa dalam menjaga akuntabilitas pemerintahan daerah.
HMI mendesak agar pemerintah kota segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program kerja, seraya mengingatkan masyarakat untuk tetap kritis dan terlibat aktif dalam proses demokrasi lokal.
“Harapan kami bukan hanya pada janji yang indah di atas panggung, tapi pada kebijakan yang berpihak dan berdampak,” tutup Ahmad.