KOROPAK.CO.ID – Pada pekan pertama Juni 2025, hubungan politik yang sempat terjalin erat antara Presiden Donald Trump dan miliarder teknologi Elon Musk runtuh dalam sebuah “perceraian publik” yang memicu kehebohan di Washington.
Hanya beberapa hari setelah Trump melontarkan pujian tinggi terhadap Musk, ketegangan mendalam muncul kala Musk mengkritik keras rancangan anggaran yang diusulkan Trump di Kongres.
Perseteruan itu meledak dalam siaran langsung dari Oval Office pada Kamis, 5 Juni, ketika Trump menyampaikan kekecewaannya atas kritik mantan penasihat dan donor utamanya itu.
Ketegangan semakin memuncak dengan saling sindir di media sosial, termasuk tudingan Musk tanpa bukti bahwa nama Trump tercantum dalam dokumen pemerintah terkait Jeffrey Epstein, pengusaha yang meninggal di tahanan karena kasus pelecehan seksual.
Dampak perseteruan ini langsung terasa di pasar, dengan saham Tesla merosot tajam. Musk juga mengancam akan menghentikan program luar angkasa vital milik pemerintah AS, namun kemudian meredam pernyataannya setelah mendapat kritik.
Baca: Pemerintah Targetkan 600 Unit Produksi Mobil Listrik Tahun 2030
Di tengah kekacauan, Trump meremehkan ketegangan dalam wawancara, mengklaim bahwa hubungan mereka berjalan “lebih baik dari sebelumnya.” Sejarah hubungan kedua tokoh ini sebenarnya cukup hangat.
Musk, yang pernah menjadi penyumbang kampanye terbesar Trump dengan nilai sekitar 300 juta dolar, pernah menjabat di Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) di era Trump.
Meski masa jabatan Musk hanya empat bulan, hubungan keduanya tampak mesra dengan Musk yang sempat tinggal di Gedung Putih dan ikut terbang bersama Air Force One. Namun, perbedaan pandangan soal anggaran dan lambannya reformasi akhirnya memicu konflik terbuka.
Kini, Gedung Putih berusaha meredakan ketegangan dengan menjadwalkan pembicaraan bersama Musk. Sementara itu, spekulasi rekonsiliasi tetap menggantung, sementara Washington memperhatikan dampak politik dan ekonomi dari perseteruan yang berpotensi mengguncang lanskap AS.
Di tengah dinamika tersebut, Musk bahkan melontarkan ide kontroversial untuk membentuk partai politik baru, yang jika terealisasi dapat mengubah peta kekuatan di Amerika. Di sisi lain, sekutu Trump, Steve Bannon, menyerukan agar Musk dideportasi, menambah bumbu dramatis pada perseteruan yang kini menjadi perhatian global.