KOROPAK.CO.ID – Menjelang akhir masa kehamilan, tubuh seorang ibu hamil mengalami banyak perubahan yang kadang membuat kebingungan muncul. Salah satunya adalah saat muncul sensasi basah tiba-tiba di area kewanitaan.
Apakah itu air ketuban yang pecah atau hanya air kencing yang tak sengaja keluar? Pertanyaan ini kerap menghantui para calon ibu, terutama yang akan menjalani persalinan untuk pertama kalinya.
Pada trimester ketiga, tekanan dari janin yang semakin besar membuat kandung kemih terdesak. Akibatnya, tidak jarang ibu hamil tanpa sadar mengeluarkan urine, apalagi saat batuk, bersin, atau bahkan tertawa.
Namun di tengah kondisi tersebut, penting sekali bagi ibu hamil untuk mengenali apakah cairan yang keluar itu adalah air ketuban yang menjadi salah satu tanda bahwa persalinan akan segera dimulai.
Agar tak salah mengira dan bolak-balik ke rumah sakit, berikut ini penjelasan deskriptif tentang bagaimana membedakan air ketuban dari air kencing:
1. Warna: Samar tapi Berbeda
Sekilas memang sulit dibedakan, tetapi jika diamati lebih cermat, air kencing biasanya berwarna kuning—bisa terang, bisa pekat tergantung kadar hidrasi tubuh. Air ketuban, di sisi lain, berwarna jauh lebih pucat, bahkan nyaris bening, dengan semburat kekuningan yang sangat lembut.
2. Aroma: Bau yang Mengungkap Jawaban
Saat cairan mengalir dan meninggalkan jejak, cobalah amati aromanya. Urine mengeluarkan bau khas yang pesing dan menyengat, terlebih jika pekat. Sebaliknya, air ketuban nyaris tidak berbau, atau jika ada, hanya aroma manis yang lembut. Perbedaan ini sering kali menjadi petunjuk paling cepat untuk membedakannya.
Baca: Jangan Mengabaikan Kesehatan Jiwa Ibu Hamil
3. Kekentalan: Seperti Air atau Lebih Pekat
Air kencing kadang terasa sedikit kental, apalagi jika tubuh kekurangan cairan. Air ketuban justru terasa sangat encer dan ringan, hampir seperti air biasa. Tak ada rasa lengket atau pekat saat menyentuhnya.
4. Bisa Ditahan atau Tidak
Cairan yang keluar saat batuk atau tertawa, lalu berhenti setelahnya, kemungkinan besar adalah urine. Namun, air ketuban biasanya keluar tanpa bisa dicegah. Terkadang berupa rembesan halus, di lain waktu bisa seperti ledakan cairan yang mendadak mengalir deras dan sulit ditahan.
5. Kapan Harus ke Dokter?
Jika cairan yang keluar mencurigakan sebagai air ketuban terutama bila warnanya kehijauan, kecokelatan, atau berbau tidak sedap segera temui dokter atau bidan. Hal ini bisa menandakan kondisi janin yang tidak normal. Apalagi bila ketuban pecah terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, atau saat hari perkiraan lahir (HPL) masih cukup jauh.
Menjelang persalinan, tubuh memberi banyak sinyal: frekuensi buang air kecil meningkat, tekanan di area panggul, lendir bercampur darah, dan kontraksi yang makin teratur. Semua itu bisa jadi pertanda waktu melahirkan sudah dekat.
Sebagai calon ibu, penting untuk tetap peka terhadap semua perubahan yang terjadi. Bila ragu atau muncul tanda-tanda yang tidak biasa, jangan sungkan untuk segera berkonsultasi. Lebih baik waspada sejak awal demi keselamatan ibu dan Si Kecil tercinta.