Actadiurna

Fakta Baru Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

×

Fakta Baru Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Sebarkan artikel ini
Fakta Baru Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali
Doc. Foto: blok-a.net

KOROPAK.CO.ID – JAKARTA – Rabu malam, 2 Juli 2025, perairan Selat Bali kembali mencatatkan duka. Sebuah kecelakaan laut besar terjadi ketika Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Kapal nahas itu diberangkatkan pukul 22.56 WIB. Namun tak sampai satu jam berlayar, pada pukul 23.35 WIB, kapal hilang dari pantauan radar dan terlihat tenggelam dari pos pantau Syahbandar. Posisi terakhir kapal tercatat di koordinat 8°9’32.35″S 114°25’6.38″E, di tengah-tengah lintasan laut tersibuk yang memisahkan Jawa dan Bali.

Operasi Penyelamatan Besar-Besaran Digelar

Data manifest mencatat 65 orang berada di atas kapal, terdiri dari penumpang dan awak. Hingga Kamis petang (3 Juli), 35 orang berhasil ditemukan, namun 6 di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Sementara 30 orang lainnya masih dalam pencarian.

Operasi SAR gabungan dikerahkan secara masif. Pencarian dilakukan dari udara maupun laut. Sejumlah armada diterjunkan, termasuk Helikopter Rescue HR 3606, Pesawat Udara P-8304, serta helikopter milik POLRI dan drone thermal yang menyisir luasnya perairan Selat Bali.

Untuk pencarian hari kedua, tim fokus mengerahkan alat utama laut berkapasitas besar, mengingat prediksi BMKG menyatakan gelombang tinggi di kawasan tersebut.

“Kami akan tarik kapal-kapal kecil karena ombak di wilayah ini cukup ekstrem,” ujar Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, pada Kamis (3/7).

Instruksi Presiden dari Tanah Suci

Meski sedang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci, Presiden Prabowo Subianto langsung merespons insiden tersebut.

Baca: Kisah Tragis di Laut Jawa: Tenggelamnya KMP Tampomas II

Melalui Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Presiden memerintahkan Basarnas dan seluruh instansi terkait untuk memprioritaskan penyelamatan korban. “Beliau mengikuti perkembangan dan langsung memerintahkan tanggap darurat dari Tanah Suci,” katanya

Investigasi KNKT, Dugaan Awal Kebocoran Mesin

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, yang langsung terjun ke lokasi di Banyuwangi, menegaskan bahwa penyelidikan atas penyebab kecelakaan diserahkan penuh ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Menhub menghindari spekulasi dini dan menyatakan fokus utama saat ini adalah pada pencarian dan penyelamatan korban.

Namun demikian, indikasi awal menyebutkan kapal mengalami kebocoran di ruang mesin. Pernyataan ini disampaikan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, yang mengutip laporan komunikasi darurat pada frekuensi Channel 17, tak lama sebelum kapal tenggelam.

“Pada pukul 00.16 WITA, terdengar informasi dari KMP Tunu Pratama Jaya meminta bantuan akibat kebocoran di ruang mesin,” terang Ariasandy.

Duka dan Doa untuk Korban

Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya menjadi salah satu tragedi laut terbesar di Selat Bali dalam beberapa tahun terakhir. Musibah ini mengingatkan publik pada rentannya jalur pelayaran antarpulau yang padat di Indonesia, serta pentingnya pengawasan dan kesiapan sistem keselamatan pelayaran.

Pencarian korban masih berlanjut. Sementara keluarga para penumpang terus berharap kabar baik dari laut. Tragedi ini menambah satu lagi bab dalam catatan sejarah kelam pelayaran nasional, seraya menjadi alarm bagi pembenahan sistem transportasi laut Indonesia.

error: Content is protected !!