Sisi Humanis Seorang Anggota Dewan
Koropak.co.id – Apapun profesi dan latar belakangnya, setiap orang pasti memiliki sisi humanis, beraktivitas dalam aneka kegiatan sehari-hari. Seperti halnya Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Ir. Tjahja Wandawa. Meskipun peranannya sebagai anggota dewan yang bertugas menyerap dan menyambungkan tali aspirasi masyarakat, namun Tjahja memiliki sisi humanis, sama seperti masyarakat pada umumnya, salahsatunya berkebun.

Ya, di sela senggang, Tjahja selalu menyempatkan diri untuk melihat kebun yang dia tanami singkong di samping kediamannya di Griya Mangkubumi Indah Nomor 6 Kota Tasikmalaya. Pria kelahiran Surakarta, 2 Agustus 1962 menjaga dan merawat kebunnya sendiri karena menurutnya berkebun menjadi salahsatu kegiatan refreshing di tengah padatnya aktivitas sebagai seorang legislator.
“Ya, bagi saya berkebun itu seperti refreshing. Ini kegiatan saya kalau sedang libur,” katanya.
Perlu diketahui, Tjahja merupakan anggota DPRD Kota Tasikmalaya dari Partai Nasdem yang berangkat dari Dapil 1 Kota Tasikmalaya. Sebelum menginjakan kakinya di ranah politik, Tjahja merupakan seorang spesialis perhotelan. Riwayat karirnya di industri perhotelan bermula kala tahun 1990 dia menjabat sebagai Supervisor Hotel Mangkubumi.
“Di tahun 1992 saya mengikuti diklat Marketting for Small Hotel. Di tahun 1995 saya diangkat menjadi Manager Hotel Mangkubumi. Karir perhotelan saya pun terus meningkat hingga di tahun 2002 saya diangkat menjadi Assisten Manager Hotel Mangkubumi, dan sejak 206 saya menjadi General Managernya,” katanya.
Sementara itu, karir politiknya bermula di tahun 1995. Kala itu, Tjahja mulai aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat. Hanya saja, saking aktifnya suami dari Ariyati Cahyaningtyas itu dalam kegiatan masyarakat, Tjahja sering mendapat ejekan dari masyarakat.
“Iya saya pernah di ejek kala itu. Pak Tjahja mau jadi anggota dewan ya, Pak Tjahja mau jadi walikota ya, begitulah kira-kira. Ada sedikit tersinggung tapi tidak diambil hati,” katanya.
Sekian waktu berjalan, di tahun 2004, Tjahja didaulat jadi calon anggota legislatif dari salahsatu partai politik. Karena kurang bersungguh-sungguh, meskipun mendapat raihan suara pribadi tertinggi hingga 2.800 suara, namun Tjahja tidak lolos karena akumulasi suaranya kurang. Barulah di tahun 2014, Tjahja bergabung dengan Partai Nasdem dan mencalonkan dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya Tjahja lolos jadi anggota DPRD Kota Tasikmalaya periode 2014-2019.
“Memang kala itu raihan suara pribadi saya turun jadi hanya 1.571 suara. Tapi saya bisa lolos jadi anggota dewan. Mungkin ini jawaban Tuhan bagi kita yang bersungguh-sungguh. Tahun 2004 meski suara tinggi tapi tidak bersungguh-sungguh saya tidak lolos. Tahun 2014 meski suara turun tapi karena bersungguh-sungguh saya lolos,” ujarnya.
Tjahja pun membagikan spiritnya dalam mengabdi kepada masyarakat. Menurutnya, spirit yang selalu ditanamkannya adalah mengubah paradigma bahwa jangan mengira orang politik tidak bisa masuk surga. Asalkan orang politik tersebut dapat bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dan amanah dari rakyat.
“Bersama Nasdem saya ingin menunjukan berpolitik dengan cara baru. Contohnya dalam pencalonan, di Partai Nasdem sama sekali tidak ada mahar. Saya juga ingin mengedukasi masyarakat bahwa mengerti dan memahami politik juga penting agar dapat mengetahui kinerja pemerintah dalam memajukan rakyatnya,” kata Tjahja.*
Penulis : E. Kuswara