Koropak.co.id – Air mata Hj.Ai Diantani,SH., M.Kn, tak dapat dibendung, saat melangkah meninggalkan Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sementara tepat di depan pintu utama Graha, Bupati Tasikmalaya, H.Ade Sugianto nampak tak sabar menyambut kedatangan Hj.Ai yang tidak lain adalah istrinya sendiri, Rabu (23/1/2019) pagi sekitar jam 9.00 WIB.
Hj.Ai beserta ribuan mahasiswa dari berbagai program studi ini, baru saja mengikuti acara wisuda pascasarjana periode II TA 2018/2019. Ia yang kini resmi menjadi seorang spesialis notaris, tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana pada bulan September 2014 lalu dan dinyatakan lulus pada tanggal 31 Juli 2017, sehingga mendapat gelar Magister Kenotariatan (M.Kn).
“Alhamdulillah, buah dari perjuangan panjang dalam rangka jihad mendulang ilmu (tholabul ‘ilm) yang dibarengi dengan ketekunan dan kesabaran luar biasa, hari ini Istri saya tuntas melaksanakan seluruh tugas dan kewajibannya sebagai mahasiswa pascasarjana. Tidak ada ungkapan kalimat yang dapat melukiskan kebahagiaan saya beserta keluarga saat ini, selain ucapan syukur Alhamdulillah. Karena pada hakikatnya semua ini terjadi atas kehendak Allah SWT,” tutur Ade.
Tidak ada lagi kebanggaan yang tertinggi saat ini ucap Ade, kecuali pencapaian prestasi yang diraih istri yang dalam waktu relatif singkat mampu menyelesaikan seluruh tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, sehingga mengantarkannya ke gerbang wisuda.
“Tetapi jauh di atas itu semua, adalah kecintaannya terhadap ilmu yang patut kami berbangga. Semangat juang dalam mencari ilmu pengetahuan sungguh sangat melegakan dan menjadi motivasi bagi kami beserta anak anak untuk terus mencari dan menggali ilmu. Sebab kami yakin akan janji Allah SWT yakni dinaikkannya derajat bagi orang orang berilmu,” ujarnya.
Daya juang istri untuk terus mencari ilmu tambah Ade bahkan rencananya dalam waktu dekat mulai melirik S3, adalah hal yang cukup logis. Karena ia terlahir dari keluarga Cipasung, sebuah lingkungan yang masih kental dengan sikap menjunjung tinggi kemulian ilmu dan memghargai orang orang berilmu.
Saat dikonfirmasi, Hj. Ai belum dapat berbicara banyak, selain ungkapan rasa syukurnya atas karunia Allah SWT. “Ini adalah berkah doa orang tua, anak serta saudara dan para alim ulama yang selama ini selalu saya pinta,” tuturnya.
Ia mengaku ada tugas terberat yang harus dihadapi ke depan dibanding melanjutkan kuliah S3, yakni bagaimana ilmu kenotariatan yang ia dapatkan selama ini, dapat diaplikasikan dan membawa manfaat bagi banyak orang khususnya di Kabupaten Tasikmalaya yang disadari atau tidak, persoalan kenotariatan ini ke depan akan semakin komplek seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan.
“Itu yang ada dalam fikiran saya hari ini” ujarnya.*