Difteri di Kota Tasikmalaya Nol Kasus
Koropak.co.id – Difteri menjadi wabah yang menakutkan karena menilik dari gejalanya cenderung seperti demam biasa, sehingga terkadang sering diabaikan. Namun, tidak sedikit penderita yang terenggut nyawanya oleh wabah difteri sehingga di beberapa daerah wabah difteri kategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Beranjak dari hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI pun menggencarkan imunisasi ulang atau Outbreak Response Imunization (ORI) terhadap difteri dan sudah disebarluaskan di sejumlah provinsi, termasuk di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Gencarnya sosialisasi dan penanggulangan wabah difteri oleh Kementerian Kesehatan RI bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan khusus untuk wabah difteri. Sekaligus menjadi wujud upaya bersama memutus mata rantai difteri. Untuk gejala difteri sendiri, cenderung mirip dengan infeksi saluran pernapasan atas, yakni demam, batuk, pilek dan radang tenggorokan. Namun, difteri memiliki kekhasan yakni munculnya lapisan berwarna putih bernama pseudomembran di saluran pernafasan.
Gejala lain dari Difteri yang khas juga adalah bullneck, yaitu pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar leher dan jaringan ikat di sekitarnya sehingga leher kelihatan besar. Untuk pasien yang terjangkiti difteri, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, pasien terinfeksi akan diberikan antitoksin yang disebut Anti-Diphthery Serum (ADS) dan antibiotik untuk membunuh kuman tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, H Cecep Zainal Kholis menuturkan untuk Difteri di Kota Tasikmalaya sendiri tidak terjadi kasus. Adapun suspect Difteri telah di ambil sampelnya dan telah diujikan ke Laboratorium Kesehatan di Provinsi dan hasilnya negatif.
“Ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan di Kota Tasikmalaya sudah cukup baik. Vaksinasi diikuti dengan baik, masyarakat juga sudah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga dapat menjaga kesehatan dan kebersihan di lingkungannya. Itulah yang menjadi upaya preventif dari masyarakat Kota Tasikmalaya untuk mencegah masuknya wabah Difteri ke Kota Tasikmalaya,” katanya.
Selain itu, kata H Cecep, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk mencegah wabah Difteri adalah penyuluhan yang dilakukan secara intensif kepada masyarakat akan pengenalan Difteri. Termasuk dengan menggelar penyuluhan kepada insan kesehatan, mulai dari kepala rumah sakit, puskesmas, serta dokter spesialis se-Kota Tasikmalaya yang dihelat di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya pada 18 Desember 2017 lalu.
“Melalui penyuluhan tersebut kami juga mengajak insan kesehatan untuk bersama-sama menyosialisasikan apa itu Difteri, bagaimana cara mengenalinya, hingga penanggulangannya. Semoga melalui upaya preventif ini, Kota Tasikmalaya bisa benar-benar terhindar dari wabah Difteri,” kata H Cecep.*
Advertorial
Penulis : Fitriani