Koropak.co.id - Galuh ada dalam semua catatan sejarah dunia. Oleh karena itu, alangkah sayangnya jika masyarakat yang ada di dalam teritorialnya tidak belajar memahami, bahkan tidak mengenal Galuh.
Demikian disampaikan seniman sekaligus Dosen Universitas Pasundan Bandung, Budi Dalton saat dijumpai Koropak dalam acara "Mieling Ngadegna Galuh 1407" di Padepokan Selagangga Ciamis, Sabtu (23/3/2019).
"Tidak ada sedikitpun sejarah di dunia yang tidak menyebutkan Galuh, mau itu Eropa atau Yunani, nama Galuh selalu ada. Hal itu kemungkinan dikarenakan kebudayaan Galuh besar," ucap Budi.
Kebudayaan besar, kata Budi, ada kehidupan. Kemudian, kehidupan muncul apabila ada kesuburan. Lantas, kesuburan muncul apabila ada gunung berapi.
"Wilayah kita merupakan wilayah dengan gunung berapi terbanyak. Maka tidak heran banyak unsur kehidupan di dalamnya, yang tentunya akan sejalan dengan banyaknya budaya," ujarnya.
Baca : Mieling Ngadegna Galuh Spirit Melestarikan Sejarah
Budi berkeyakinan, ke depan ada kesempatan besar eksistensi Galuh muncul kembali. Mengingat kegiatan "Mieling Ngadegna Galuh 1407" menyiratkan pesan untuk senantiasa melestarikan budaya Galuh.
Bahkan, acara-acara kebudayaan menjadi inspirasi positif para kawula muda, mengingat melalui kegiatan kebudayaan, dapat menggugah kembali spirit jiwa kenusantaraan di kawula muda. Para kawula muda tergugah untuk mengetahui lagi sejarah-sejarah kerajaan.
"Namun, banyak orangtua terdahulu yang meningalkan riwayat adat istiadat dan budaya dengan basic data yang kurang. Hal itu membuat bahan ajar budaya dari orangtua minim sehingga turut mengurangi ketertarikan generasi saat ini untuk mengguar sejarah. Oleh sebab itu, melalui acara 'Mieling Ngadegna Galuh' yang menjadi momentum munculnya lagi para orangtua terdahulu, kita bisa mencari dan menggali data valid perihal sejarah Kerajaan Galuh," ujar Budi.
Baca : Kembalikan Nama Ciamis Jadi Galuh
Perihal sejarah Galuh, Budi bercerita, ada dampak sisa pemahaman era Hindia Belanda mengenai kerajaan yang feodal. Namun, jika ditarik ke belakang, Galuh merupakan sebuah "karatuan" yang mengayomi masyarakat di sekitar Galuh, untuk mengelola tanahnya secara bersama dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakatnya.
"Oleh sebab itu kita hilangkan pola pikir bahwa kerajaan itu feodal, karena Galuh ini bukan kerajaan. Jika dalam tatanan lama disebut Karatuan, puseur yang akan membantu mengelola dalam tata laksana negaranya," katanya.*
Baca : Trah Kerajaan Galuh Diharap Lestarikan Warisan Leluhur
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Jakarta - Di akhir Mei 2023 lalu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui kegiatan bertajuk "Indonesia Goes to School", dengan mempertunjukan pagelaran seni yang menggabungkan kesenian wayang, gamelan, dan cerita rakyat.
Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) St. Matthew's School, London yang mengikuti kegiatan budaya itu juga tampak terpukau dengan pertunjukan yang ditampilkan selama satu jam, membawakan cerita Roro Jonggrang yang diadaptasi dengan memanfaatkan gamelan dan wayang.
Selain bermain gamelan, para siswa juga diberi kesempatan untuk membuat prakarya wayang yang terbuat dari kertas dengan menampilkan tokoh-tokoh wayang, termasuk juga tokoh hewan mitologi Nusantara.
"Pihak sekolah tentunya sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan ini, karena konten pembelajaran gamelan dan wayang juga selaras dengan kurikulum yang ada di sekolah kami," kata Guru kelas, Holly Schow sebagaimana dilansir dari laman Kemendikbudristek.
Dalam proyek itu, para siswa juga mempelajari konsep-konsep yang relevan dengan mata pelajaran mereka. Seperti, desain dan teknologi dalam pembuatan wayang dari kertas, sains melalui pengaturan cahaya dan bayangan pada layar, hingga storytelling melalui cerita rakyat nusantara, geografi, musik, drama, dan seni rupa.
Di sisi lain, program diplomasi seni dan budaya bertajuk "Indonesia Goes to School" ini juga semakin diminati oleh sekolah-sekolah di London.
Baca: Indonesian Night Semarakkan Puncak Acara Experience Indonesia di London
Diaspora sekaligus pelaku budaya Indonesia di London, Aris Daryano mengatakan bahwa program ini sangat berperan penting dalam menghasilkan gagasan diplomasi antar individu berbasis pendidikan. Berkat adanya kreativitas dan ketekunan, Aris pun telah mengajarkan gamelan dan wayang kepada masyarakat di Inggris dari berbagai usia.
"Proyek ini juga dapat membangun kesadaran dalam berbudaya, sekaligus membantu siswa untuk menjadi warga dunia di masa depan. Tak hanya itu saja, baik siswa, guru, dan orang tua juga merespons positif gamelan. Hal itu ditunjukan dengan antusiasmenya saat pertama kali melihat instrumen khas Nusantara ini," kata Aris sebagaimana dilansir dari laman Kompas.
Di akhir acara, para orang tua juga merasa senang dan bangga melihat prestasi dari anak-anak mereka. Meskipun mereka hanya berlatih selama lima hari dengan durasi kurang dari dua jam per hari, namun mereka mampu tampil dengan baik dan dengan cepat memahami tentang Indonesia.
Salah satu siswa, Skylah mengaku bahwa belajar gamelan bisa membuatnya mengetahui lebih banyak tentang Indonesia. "Aku jadi lebih banyak tahu tentang Indonesia dengan belajar gamelan," ujarnya.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi menyatakan komitmennya untuk terus mendorong pengenalan seni dan budaya Indonesia ke sekolah-sekolah di Inggris dan Irlandia.
"Wayang dan gamelan ini dianggap sebagai media pembelajaran interaktif. Oleh karena itu, kami berharap program ini nantinya dapat menjangkau lebih banyak lagi sekolah di seluruh Inggris dan Irlandia di masa depan," kata Khairul.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Yogyakarta - Komponis muda Yogyakarta berbakat, Vishnu Satyagraha menerjemahkan peristiwa lahirnya Ibu Kota Negara Indonesia yang baru yakni Nusantara dalam karya komposisi orkestra bertajuk "Suita Nusantara" dan pertama kalinya ditampilkan dalam pertunjukan orkestra Simfoni Nusantara di Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Diketahui, Suita Nusantara karya Vishnu ini menjadi satu di antara 14 repertoar yang dimainkan dalam pertunjukan. Selain karyanya, ada juga sejumlah karya dari komposer ternama lain, mulai dari AT Mahmud, Eka Gustiwana, Guruh Soekarno Putra, Eros Candra, hingga Ismail Marzuki.
Visnu menjelaskan bahwa Suita Nusantara merupakan karya yang dimaksudkan untuk menyambut lahirnya ibu kota baru, IKN Nusantara. Dari IKN Nusantara, Vishnu pun kemudian mengeksplorasi kata ibu untuk menjadi sebuah komposisi musik orkestra yang kompleks.
"Dari awal sampai akhir, karya ini bercerita tentang perjalanan seorang perempuan sejak ia masih berada di dalam kandungan, kemudian lahir, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, mulai menjalin hubungan asmara, mengandung, hingga melahirkan," jelas Vishnu.
Vishnu menambahkan, dalam perjalanan hidupnya, perempuan itu digambarkan mengalami berbagai situasi emosional yang berat, terutama saat dia mulai mengandung. Setelah mengandung, ia mengalami pergulatan besar yaitu ketakutan, kesepian, dan kesakitan, hingga pada akhirnya melahirkan.
Baca: Sanggar Budaya Wukirharjo Kenalkan Budaya Tari Sejak Dini
"Meski didampingi pasangannya, namun sang perempuan yang sedang mengandung itu merasakan semuanya sendiri. Tentang rasa takut bahwa setelah itu hidupnya akan berubah. Lalu tentang kesepian meski berada di tengah keramaian, dan juga tentang rasa sakit terutama saat dia melahirkan," tambahnya.
Emosi-emosi yang menyesakkan itu, tutur Vishnu, selanjutnya berakhir dengan kelegaan setelah seorang anak lahir dari rahimnya. "Saat seorang anak pertama lahir, maka di saat yang sama juga seorang ibu dilahirkan kembali," tuturnya.
Menariknya, repertoar Suita Nusantara ini dibawakan dalam format orkestra besar serta mengambil struktur suita sebagai bagian tak terpisahkan dari tarian yang disajikan. Karyanya itu begitu emosional bagi Vishnu, sebab Yogyakarta sendiri merupakan kota tempat ia lahir dan besar.
"Yogya adalah Ibu Kota Indonesia pada saat agresi Militer Belanda 1 1946 hingga berakhirnya agresi militer 2 pada 1949. Yogya juga menjadi ibu kota lama Indonesia dan sekarang kita akan menyambut ibu kota baru Indonesia, yakni IKN Nusantara. Tentunya ini proses yang sangat emosional, dan saya mulai bekerja menciptakan komposisi dari kata ibu," ungkapnya
Selain itu juga, pertunjukan Simfoni Nusantara ini turut menampilkan sejumlah bintang tamu, di antaranya Dwiki Dharmawan yang menjadi seorang konduktor, penyanyi Christopher Abimanyu, dan gitaris ternama asal Bali, I Wayan Balawan.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Admin
Koropak.co.id, Jawa Barat - Kentalnya budaya patriarki, kondisi sosial yang menempatkan laki-laki sebagai penentu kebijakan dominan dalam masyarakat, membuat perempuan kerap ditempatkan pada posisi kedua. Bahkan, tak jarang keberadaan kaum hawa hanya dianggap sebagai pelengkap yang tugasnya hanya di dapur dan di tempat tidur.
Namun, budaya seperti itu perlahan mulai memudar seiring dengan banyaknya perempuan yang berkiprah nyata di berbagai level. Mereka berhasil membuktikan pada dunia bahwa kaum hawa bisa seiring sejajar dengan kaum adam tanpa menihilkan kodratnya sebagai perempuan.
Seperti yang dilakukan Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., putri pertama dari pasangan, Prof. K.H. Abun Bunyamin dengan Hj. Euis Marfuah, M.A. Perempuan kelahiran Purwakarta pada 20 Mei 1980 yang akrab disapa Teh Ifa itu telah menorehkan prestasi gemilang yang mengangkat marwah kaum hawa.
Tak heran, namanya masuk daftar buku Maha Karya 50 Profil Wanita Inspirasi Indonesia "Wanita Kreatif, Wanita Inovatif" 2022. Ia pun dikenal sebagai penggerak pendidikan dan ekonomi kreatif (ekraf) pesantren dan didaulat menjadi pembina di Komite Ekraf Kabupaten Purwakarta.
Ia mengaku mengagumi Siti Khadijah, istri pertama Nabi Muhammad Shallahu'alaihi wasallam. Selain menjadi istri yang selalu dipuja suami, Ummul Mukminin Sayyidah Siti Khadijah, RA menjadi ibu dan perempuan hebat yang mencerdaskan umat.
"Kalau potensi perempuan dibina dengan baik, bukan hanya agamanya tapi juga pengetahuan umumnya, saya yakin kalau perempuan bisa memberi perubahan bagi bangsa ini. Kalau perempuannya baik, negara ini pasti akan baik," paparnya dalam satu kesempatan.
Baca: Berangkat dari Pesantren, Ifa Faizah Rohmah Maju DPD
Meneladani kiprah Siti Khadijah, Teh Ifa bergerak untuk menebar manfaat bagi banyak orang, hingga dipercaya menjadi Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Jawa Barat dan Ketua Yayasan Al-Muhajirin, Purwakarta.
Ia dinilai berhasil mengelola Pondok Pesantren Al-Muhajirin, sehingga meraih berbagai penghargaan. Misalnya juara One Pesantren One Product (OPOP) dan berhak atas Anugerah Gubernur Tingkat Jabar Tahun 2021, dan Pesantren Model Ekonomi Pesantren dengan melatih 50 pesantren se-Jabar dari 2000 s.d. 2023.
Selain itu, ada pula predikat Pesantren Kuliner 2022 Anugerah dari Pemprov Jabar, dan pesantren Penggiat Ekspor Kuliner Simping ke Brunei dan Kamboja. Ia pun kerap menjadi narasumber dalam berbagai seminar pelatihan pendidikan, vokasi, manajemen, ekonomi, pemberdayaan perempuan dan remaja di tingkat kabupaten, provinsi, nasional dan internasional.
Di antaranya menjadi presenter pada Konferensi Islamic Education dan Education Development Nasional dan Internasional, Future and Challenge, di Yala Rajabhat University, Thailand pada Mei 2017.
Kendati sering melakukan aktivitas luar rumah, perempuan yang akrab disapa Teh Ifa itu tidak melupakan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu. Baginya, keluarga tetap yang utama. Namun, pengabdian sebagai seorang hamba yang harus memberi manfaat bagi banyak tak luput dituntaskan.
Urusan karya tulis, Teh Ifa telah membuat banyak buku, di antaranya buku pembelajaran Integrasi Al Qur'an dan Sains, Bidang Studi Biologi dan menulis jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan, seperti Internasional Jurnal of Current Research "Analysis of Student Learning Interest and Student Learning Motivation in Enhancement Student Learning Achievement tt School."
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Yogyakarta - Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat di era modern seperti sekarang ini, tentunya semakin memberi kemudahan bagi masyarakat dalam beraktivitas.
Namun di sisi lain, hal tersebut juga ternyata akan berdampak buruk terutama bagi pengguna yang tak mampu mengendalikannya dengan bijaksana.
Seperti pada anak-anak, penggunaan gawai atau telpon pintar yang berlebih belum tentu akan menjadi hal yang positif hingga akan berakibat pada tumbuh kembang sang anak. Oleh karena itulah, diperlukan adanya pengalihan yang lebih mendidik agar sang anak tidak kecanduan dalam bermain gadget-nya.
Melihat kondisi itu, Sanggar Budaya Wukirharjo pun gencar melakukan pengalihan dengan memperkenalkan sejumlah budaya yang ada di Jawa termasuk budaya tari. Pasalnya, pihaknya menilai pengalihan anak dalam berkreasi itu tak melulu harus lewat teknologi.
"Kita secara perlahan mengajak anak-anak termasuk wali atau orangtua untuk mengenalkan budaya tari. Karena, kalau kita tidak mengenalkannya sejak dini, sudah pasti anak itu akan terus asyik bermain gadget," kata Ketua Pembina Sanggar Budaya Wukirharjo, Tulus Widinugroho di sela pementasan tari yang dilaksanakan di lapangan Kantor Kalurahan Wukirharjo, Sleman, Yogyakarta, Ahad 28 Mei 2023.
Tulus menambahkan, sanggar ini juga memiliki misi untuk menguri-uri budaya Jawa. Melalui tari, anak-anak pun akan dikenalkan lebih jauh untuk melestarikan budaya ini. "Mulai dari tari jathilan, angklung, karawitan dan ketoprak diketahui masuk dalam program di sanggar setempat," tambahnya.
Sementara itu, Pembina Sanggar Budaya Wukirharjo, Karsini menegaskan bahwa tujuan awal didirikannya sanggar ini adalah untuk mengalihkan anak yang mulai terpapar dengan gawai.
"Tujuannya memang mengalihkan anak-anak agar lebih mengenalkan budayanya sekaligus juga untuk mengurangi pemakaian gadget pada anak-anak. Karena saya merasa budaya saat ini sudah jarang dikenal oleh anak-anak," tegas Karsini sebagaimana dilansir dari laman suara.com.
Baca: Tujuh Budaya Bali Raih Sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal
Di sisi lain, pihaknya juga tak menampik ada kendala mulai dari kelelahan ketika berlatih dan kehilangan konsentrasi saat mengajak anak-anak itu untuk berkenalan dengan budaya. Namun ketika akan digelar pentas tari, murid-murid sanggar tampak lebih antusias dan membuatnya bersemangat.
"Terkadang ada yang kelelahan pas latihan, tapi jika ada kabar akan pentas, mereka justru kembali bersemangat. Jadi itulah yang memberikan kita bersemangat juga," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Karsini juga menjelaskan bahwa awalnya Sanggar Budaya Wukirharjo ini hanya memiliki tujuh murid. Ia juga menceritakan, butuh waktu yang lama untuk mengenalkan budaya tari ini.
Seringnya menggelar pentas di sanggar hingga pada akhirnya menarik murid lain bergabung. Saat ini tercatat ada 45 murid yang ikut sanggar, mulai usia 4,5 s.d 18 tahun.
"Sanggar ini memang baru terbentuk pada 2022 lalu. Karena ini sanggar baru, maka para pembina pun terus berupaya agar mampu menjadi wadah dalam melestarikan budaya di Wukirharjo," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Karsini juga mengatakan bahwa sebelumnya, sanggar yang didirikan itu berjalan dengan mandiri. Sebab, pembina juga memiliki semangat yang sama. Hingga pada akhir terus berkembang hingga membuat pemerintah desa, disamping ada donatur membantu," terangnya.
Pihaknya juga memiliki harapan besar yang dimana nantinya akan banyak anak-anak yang mampu menjadi penari yang berkualitas. Meskipun era teknologi tak bisa dihindari, mereka mampu melestarikan budaya di masa depan.
"Dalam pementasannya, Sanggar Budaya Wukirharjo menampilkan lima tarian, di antaranya Tari Gugur Gunung, Langguk Manis, yang perlu dilakukan sejak dini. Oleh karena itulah, kami mengajak anak-anak yang memiliki bakat atau ketertarikan dalam bidang menari untuk diasah bersama," pungkasnya.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Yogyakarta - Baru-baru ini, lima kuliner khas Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Adapun lima kuliner Kota Yogyakarta yang ditetapkan sebagai WBTb itu diantaranya, Jadah Manten, Legomoro, Sangga Buwana, Kembang Waru, dan Yangko Yogyakarta. Selain itu, kelima warisan budaya tersebut masuk ke dalam domain kemahiran dan kerajinan tradisional.
Diketahui, kelima sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ini diserahkan secara langsung oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X kepada Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo dalam acara Perayaan Warisan Budaya Tak Benda Tahun 2023 yang dilaksanakan di Gedhong Pracimasana Kepatihan beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengungkapkan bahwa Kota Yogyakarta telah menerima lima sertifikat WBTb yang kebetulan semuanya itu merupakan makanan. Dengan ditetapkannya lima kuliner khas Yogyakarta ini sebagai WBTb, maka proses pelestarian pun harus terus dilakukan.
"Dengan ditetapkan kelima WBTb itu, proses pelestariannya harus berjalan dan tidak hanya berhenti di penetapan saja," ungkapnya sebagaimana dilansir dari laman kompas.
Yetti menyebutkan, penetapan WBTb ini tentunya akan membawa manfaat bagi banyak pihak. Tidak hanya bermanfaat bagi penikmat saja, akan tetapi juga akan menjadi manfaat untuk pelaku usaha yaitu masyarakat Jogja itu sendiri.
"Penetapannya juga mampu memberikan perlindungan hukum dan perhatian yang layak bagi warisan yang tak ternilai harganya ini," sebutnya.
Baca: Dua Tahun Terakhir, Kemendikbudristek Sudah Tetapkan 44 WBTb Asal Yogyakarta
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan bahwa penetapan dan penyerahan sertifikat WBTb merupakan suatu hal yang penting sebagai upaya dalam melindungi dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
"Sertifikat tersebut juga tentunya tidak hanya sebatas pengakuan formal atas pentingnya Warisan Budaya Takbenda, akan tetapi menjadi komitmen untuk melestarikan dan mewariskannya kepada generasi muda," kata Sri Sultan HB X.
Dalam sambutannya, Sri Sultan HB X juga menegaskan bahwa kekayaan budaya Indonesia harus dilestarikan, dihormati, dan dirawat dengan penuh rasa tanggung jawab. Sebab, WBTb itu merupakan kekayaan pengetahuan dan keterampilan yang harus ditularkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
"Setelah ditularkan dari generasi ke generasi, proses regenerasi pengetahuan inilah yang menjadi modal penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Adapun salah satu kuliner khas Yogyakarta, yakni roti kembang waru yang merupakan makanan peninggalan kerajaan Mataram Islam.
Hingga saat ini roti tersebut masih bisa ditemukan di kawasan Kotagede, Kota Yogyakarta. Kemudian untuk proses pembuatannya juga masih dilakukan secara tradisional, sehingga membuat rasanya tetap terjaga.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Bali - Di sela Pembukaan Layanan Keliling Kekayaan Intelektual (MPIC), Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Bali menyerahkan tujuh sertifikat kekayaan intelektual komunal mulai dari ekspresi budaya tradisional, kuliner, hingga sumber daya genetik.
Berlangsung di Renon, Denpasar, Bali, pada Jumat 26 Mei 2023, sertifikat kekayaan intelektual komunal itu diserahkan secara langsung oleh Wakil Gubernur Bali, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati kepada para perwakilan tujuh produk budaya, kuliner hingga sumber daya genetik.
Adapun ketujuh kekayaan intelektual komunal tersebut diantaranya, ekspresi budaya tradisional permainan mejaran-mejaranan dari Kabupaten Buleleng, dan Nyakan Diwang atau tradisi memasak di luar rumah sehari setelah Hari Raya Nyepi dari Kabupaten Buleleng.
Selanjutnya ada juga ekspresi budaya tradisional main gatik, Tari Pendet Memendak, dan pengetahuan tradisional Pengalantaka atau sistem kalender Bali. Sedangkan dari bidang kuliner, ada pengetahuan tradisional Blayag Karangasem dan sumber daya genetik ikan mas koki Bali.
Kepala Kantor Kemenkumham Bali, Anggiat Napitupulu mengatakan bahwa Hak kekayaan intelektual ini tentunya menjadi salah satu katalisator pariwisata Bali agar lebih berkualitas.
"Kekayaan intelektual di Bali itu memiliki nilai tambah sekaligus juga menjadi daya tarik pariwisata yaitu merek dagang, merek kolektif, hak cipta, paten, indikasi geografis, ekspresi budaya dan pengetahuan tradisional," kata Napitupulu.
"Meski begitu, tutur Napitupulu, pihaknya juga mengakui bahwa hingga saat ini masih banyak potensi di Bali yang bisa didaftarkan, baik itu oleh pelaku UMKM secara perorangan, maupun dilakukan secara komunal atau kolektif.
Baca: Ketika Belasan Ribu Seniman Meriahkan Pesta Seni di Bali
"Oleh karena itulah, kami akan melakukan jemput bola ke sentra kerajinan dan UMKM di Bali. Termasuk juga melalui ajang MPIC itu, guna mengajak mereka untuk mendaftarkan kekayaan intelektual. Agar nantinya dapat memberikan nilai tambah sekaligus menghindari pengakuan dari pihak lain," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bali, Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati menjelaskan bahwa tujuh sertifikat ini turut menambah penerima kekayaan intelektual. "Terhitung sejak 2019 hingga awal 2023 ini, sudah ada sebanyak 302 sertifikat di Pulau Dewata, baik itu perorangan maupun komunal," jelas Sukawati.
Sementara itu, salah satu perwakilan penerima sertifikat dari bidang sumber daya genetik ikan mas koki Bali, Wahyu Bramanta mengungkapkan bahwa pendaftaran kekayaan intelektual itu dilakukan agar tidak didahului oleh daerah lain.
"Ikan mas koi Bali ini memiliki potensi yang besar. Bahkan saat ini juga sudah mulai banyak dilirik daerah lain untuk mereka kembangkan," kata Wahyu yang juga merupakan Ketua Asosiasi Ikan Mas Koi Bali itu.
Wahyu juga menjelaskan, ikan mas koi Bali ini memiliki ciri khas yakni terletak pada sirip dan ekor yang lebih panjang yakni berkisar antara 1,5 s.d 2 kali dari panjang badannya.
"Kemudian untuk mata ikan mas koi Bali juga memiliki mata teleskop atau mata yang menonjol. Kekhasan itulah yang membuat ikan mas koi ini banyak diminati, khususnya bagi mereke pencinta ikan hias di seluruh Indonesia," ujarnya.
Pihaknya pun mengharapkan, dengan adanya pengakuan sertifikasi itu, akan semakin menyadarkan masyarakat Bali bahwa ikan mas koi Bali tak hanya sekedar dijadikan sebagai hobi, melainkan menjadi nilai tambah sekaligus sebagai sumber penghasilan.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Admin
Koropak.co.id, Jakarta - Sebanyak 17 siswa dari Sievasco Student Company, perusahaan pelajar yang dikelola SMAN 81 Jakarta, bakal berlaga dalam kompetisi internasional Asia Pasific Company of the Year (AP COY) di India.
Mereka akan beradu ide, gagasan, dan produk ramah lingkungan di kancah Asia Pasifik. Sebelumnya, para siswa itu berhasil memenangkan perlombaan di tingkat nasional dengan membuat produk ramah lingkungan menggunakan limbah ban.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengapresiasi para siswa yang tidak hanya mengharumkan nama Jakarta, tetapi juga bangsa Indonesia. Ia berpesan agar para siswa turut berbagi informasi mengenai Jakarta kepada para siswa dari negara-negara lain, sehingga Jakarta semakin dikenal dunia.
"Sempatkan bercengkerama dengan siswa asing, bertukar pikiran dan gagasan tentang Jakarta. Ceritakan juga soal Jakarta, tentang Ibu Kota yang akan pindah dari Jakarta ke IKN, tentang Indonesia, agar semakin banyak yang mengenal bangsa kita," ujarnya dalam pelepasan para siswa di Balai Kota Jakarta, pada Jumat, 26 Mei 2023.
Baca: Tiga Jurus Pemprov DKI Jakarta Penuhi Emisi Gas Buang
Di tempat yang sama, Plt. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat, menambahkan, para siswa itu berhasil melaksanakan program kewirausahaan di sekolah dan sudah mengikuti berbagai seleksi, dari tingkat regional hingga nasional, dan akan mewakili Indonesia di level Asia Pasifik.
Kepala SMAN 81 Jakarta, Joko Arwanto, mengungkapkan, Sievasco Student Company adalah perusahaan yang diinisiasi siswa. Mereka memikirkan ide bisnis apa yang dapat digali dan memiliki dampak positif bagi masyarakat.
"Anak-anak sangat termotivasi dalam mengembangkan kewirausahaan, karena di dalamnya mereka diasah jiwa berbisnis, berpikir kritis, dan membuat ide yang berguna atau berdampak bagi masyarakat. Salah satu produknya adalah Tasca, tas yang dihasilkan dari ban bekas," terangnya.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) baru-baru ini secara resmi menetapkan arsip pidato Bung Karno sebagai Memory of The World (MoW) atau Memori Kolektif Dunia.
Dilansir dari laman Antara, Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Rieke Diah Pitaloka menyampaikan bahwa penetapan arsip pidato Bung Karno sebagai Memori Kolektif Dunia itu diputuskan berdasarkan hasil sidang Pleno Executive Board UNESCO yang dilaksanakan pada 10 s.d 24 Mei 2023 lalu.
"Adapun arsip pidato Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) itu, yang pertama berjudul 'To Build The New World' yang disampaikan dalam sidang Umum PBB pada 1960 silam. Kemudian yang kedua, arsip gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beogard pada 1961 silam," kata Rieke.
Rieke menambahkan, sementara untuk arsip yang ketiga adalah arsip pidato di Sidang PBB, New York, pada 1960 silam. Ketiga arsip itu pun disebut sebagai Tinta Emas Abad 20, yang kemudian diajukan sebagai MoW melalui ANRI.
"Arsip-arsip penting semacam ini tentunya menjadi ingatan kolektif bangsa dan dunia. Selain itu, Indonesia juga dapat menggunakannya sebagai petunjuk kehidupan bangsa untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Rieke juga menuturkan bahwa ketiga arsip tersebut merupakan kapital simbolik bagi Indonesia, dalam rangka untuk memosisikan dirinya dalam percaturan geopolitik di masa sekarang dan masa depan.
Baca: Lima Negara ASEAN Sepakat Usulkan Kebaya Masuk Daftar ICH UNESCO
"Hal ini juga bisa menjadi pengingat bagi setiap bangsa, untuk ada dalam prinsip politik para pendiri bangsa," tuturnya.
Sementara itu, dilansir dari laman Kumparan.com, Memory of The World (MoW) sendiri merupakan salah satu program UNESCO, sebagai sarana yang mempreservasi fakta-fakta peradaban manusia di masa lampau. Salah satunya berupa manuskrip.
Adapun data-data pendukung kesejarahan tersebut dikumpulkan dalam bentuk warisan budaya terdokumentasi atau documentary heritage. Tak hanya itu saja, Memory of The World juga menjadi kesempatan kelestarian warisan bersejarah dan warisan budaya dunia, terutama kekayaan sastra klasik.
Tercatat, sampai dengan saat ini, terdapat 45 negara yang tergabung dalam anggota Komite program Memory of The World, termasuk salah satunya Indonesia. Diketahui, komite MoW Indonesia yang berada di bawah naungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), beranggotakan pakar-pakar dari berbagai instansi.
Selanjutnya, di Perpustakaan Nasional RI sendiri telah menyimpan lebih dari 10.000 naskah kuno dari seluruh aksara Indonesia, dan tiga di antaranya yakni Babad Diponegoro, Nagarakertagama, dan I La Galigo yang juga berhasil mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Memori Kolektif Dunia.
Tak hanya memfasilitasi preservasi warisan budaya terdokumentasi, Program MoW itu juga bertujuan untuk menciptakan kesadaran yang lebih besar akan eksistensi dan pentingnya warisan budaya yang ada.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu menggelar malam budaya Indonesia bertajuk "An Evening of Indonesian Music and Dance" yang dilaksanakan di auditorium Siam Society, Rabu 24 Mei 2023 lalu.
Diketahui kegiatan malam budaya Indonesia ini, digagas atas kerja sama Perwakilan Indonesia di Thailand dengan Siam Society, organisasi budaya Thailand bertaraf internasional.
Siam Society juga memiliki tujuan untuk mempromosikan studi maupun pengetahuan budaya, sejarah, seni dan konversi warisan budaya Thailand, serta negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Thailand, Rachmat Budiman mengungkapkan bahwa event yang dilaksanakan dalam rangka mempromosikan seni budaya Indonesia ini menjadi salah satu prioritasnya.
"Melalui budaya, kami terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman dan pengertian publik Thailand tentang Indonesia," kata Dubes Rachmat yang juga merangkap sebagai United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dalam keterangannya.
Rachmat menambahkan, pemahaman tersebut tentunya akan membawa masyarakat kedua bangsa untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah. "Secara tidak langsung hal itu juga tentunya akan memperkuat kerja sama antar kedua negara, baik di tingkat bilateral maupun juga di tingkat regional," tambahnya.
Baca: Kemeriahan Pentas Budaya Indonesia-Vietnam Fashion Week di Ho Chi Minh City
Di malam budaya Indonesia, para pengunjung pun diajak untuk menikmati sebagian kecil dari ribuan keanekaragaman seni dan budaya Indonesia, yang dipersembahkan dalam bentuk musik dan tarian. Dalam pertunjukannya, pengunjung pun seakan dibawa berkelana dan berimajinasi terbang berkeliling Pulau Aceh, Jawa hingga Bali.
Tari Pendet dari Bali pun menjadi tarian pembuka dari malam budaya Indonesia. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan permainan Gamelan Jawa yang membawakan lagu dari daerah Jawa Tengah, mulai dari Ladrang Ayun-ayun, Ayun-ayun Tanjung Gunung, dan Srepegan.
Tak berhenti sampai disana saja, pengunjung juga diajak untuk menikmati sugahan Tari Merak Subal, dan Tari Kelana Sewandana lalu ditutup dengan gerak Tari Rancak dan dinamis melalui Tari Ratoh Jaroe.
Selain tarian, pengunjung juga diajak bermain alat musik tradisional angklung, sekaligus menikmati permainan alat musik tradisional dari bambu yang dibuat siswa-siswi Sekolah Indonesia Bangkok.
Lagu dari Indonesia Timur berjudul Rasa Sayange dan I have a Dream, serta lagu bergenre pop dari Thailand berjudul Sabai-sabai yang ditampilkan berhasil menarik antusiasme dan decak kagum pengunjung yang hadir hingga membuat mereka berdendang bersama.
Selain promosi seni dan budaya, KBRI Bangkok turut menyisipkan promosi aneka kuliner tradisional Indonesia seperti kue pastel dan bika Ambon, serta pemutaran video destinasi pariwisata prioritas Indonesia.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Jawa Tengah - Pelaksanaan Hari Raya Waisak 2567 yang akan dipusatkan di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang jatuh pada 4 Juni 2023 mendatang diprediksi akan berlangsung lebih meriah.
Bahkan, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) selaku pengelola candi Buddha terbesar itu juga menyatakan telah menggelar berbagai persiapan guna menyambut pelaksanaan Hari Raya Waisak 2567.
Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), Febrina Intan memprediksi akan ada ribuan umat Buddha maupun wisatawan yang akan turut hadir mengikuti prosesi sakral upacara Waisak di Candi Borobudur.
"Untuk mempersiapan pelaksanaan perayaan Tri Suci Waisak 2567 Buddhist Era (BE) ini, PT TWC melibatkan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. Adapun untuk acara spesial yang akan digelar nanti adalah Festival Purnama," kata Intan dalam keterangannya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono mengungkapkan, melalui Festival Purnama ini, pihaknya ingin membranding Candi Borobudur sebagai salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
"Kami ingin membranding Candi Borobudur sebagai destinasi spiritual yang dikenal di mata dunia, dengan mengusung konsep Heritage in Harmony," ungkap Maya.
Adapun dalam perayaan Hari Raya Waisak kali ini juga akan melibatkan Walubi. Selain itu, Walubi juga telah menyiapkan berbagai kegiatan side event di Candi Borobudur. Mulai dari Bakti Sosial atau pengobatan gratis, Nyingma Monlam Indonesia, dan Festival Merti Karuna Bumi.
Baca: Hari Waisak; Bahwa Kekayaan tidak Menjamin Kebahagiaan
Kemudian ada juga kegiatan Borobudur World Peace & Prosperity Event, Festival Bhumi Mandala, Festival Larung Pelita Purnama Sidhi, Pawai Budaya Padmastana dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, hingga Lomba Fotografi.
Tak hanya itu saja, TWC juga telah menyiapkan program side event pendukung bertajuk Purnama, dengan menggelar pasar rakyat yang akan menghadirkan produk dari UMKM, launching film Muarajambi Bertutur, hingga launching buku tentang Borobudur.
Selanjutnya di puncak acara, akan diselenggarakan seremonial pelepasan lampion yang diikuti oleh sebagian umat serta berbagai lapisan dan elemen masyarakat sebagai penutup dari rangkaian kegiatan perayaan Tri Suci Waisak 2567 BE di Candi Borobudur.
Sebagai upaya dalam menggaungkan acara ini, InJourney bersama dengan TWC pun mengajak Dee Lestari untuk berkolaborasi sebagai spokesperson, dalam pengembangan Candi Borobudur sebagai spiritual tourism destination dengan mengusung tema Heritage in Harmony.
Sebagai umat Buddha, Dee Lestari menganggap bahwa Candi Borobudur tidak hanya sebatas sebagai situs historis, melainkan juga sebagai metafora perjalanan spiritual yang diwujudkan secara fisik.
"Nilai-nilai Buddhisme yang universal dan relevan sampai dengan zaman modern ini, merupakan kisah penting yang patut dijaga keberlangsungannya," ucapnya.
Sebagai spokesperson, Dee Lestari nantinya akan disebut sebagai Sahabat Borobudur yang ikut berperan sebagai penyambung kisah Borobudur kepada masyarakat Indonesia dan dunia.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Admin
Koropak.co.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengencangkan komitmen dalam memperbaiki kualitas udara. Ada tiga jurus yang digunakan untuk memastikan seluruh kendaraan bermotor memenuhi ambang batas emisi gas buang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, tiga kebijakan penting itu adalah sosialiasi penaatan hukum, disinsentif parkir, dan pengenaan denda Pajak Kendaraan Bermotor bagi kendaraan yang belum melakukan uji emisi. "Kendaraan bermotor yang berusia di atas tiga tahun diwajibkan setiap tahun melakukan uji emisi," ujar Asep, Rabu, 24 Mei 2023.
Ia menegaskan, kendaraan yang tidak melakukan uji emisi ke depannya akan dilakukan sosialisasi penaatan hukum saat melintas di jalan raya. Polda Metro Jaya akan melakukan Operasi Patuh 2023 pada 6 Juni sampai 19 Juni 2023, dan uji emisi menjadi salah satu objek yang diusulkan dalam operasi tersebut.
Kebijakan kedua, lanjut Asep, pemberlakuan disinsentif parkir bagi kendaraan yang tidak melakukan uji emisi. Saat ini lokasi parkir yang sudah menerapkan disinsentif parkir sebanyak 11 lokasi dan akan bertambah secara bertahap di semua kantor Samsat, GOR dan RSUD.
Selain di lokasi parkir yang dikelola Pemprov DKI Jakarta tersebut, disinsetif parkir akan diterapkan di lokasi parkir yang dikelola pihak swasta. Saat ini telah dilakukan pendekatan untuk mengintegrasikan data uji emisi ke pengelola parkir-parkir swasta.
Baca: Sukseskan KTT di Jakarta, Heru Kaji WFH
Nantinya akan dilakukan revisi Pergub DKI Jakarta Nomor 120 Tahun 2012 tentang Biaya Parkir pada Penyelenggaraan Fasilitas Parkir untuk Umum di Luar Badan Jalan. "Tarif parkir maksimal akan dikenakan kepada kendaraan yang belum melakukan uji emisi," kata Asep.
Terkait denda Pajak Kendaraan Bermotor, pihaknya akan menyasar pemilik kendaraan yang saat membayar PKB belum melakukan uji emisi. Kendaraan yang belum melakukan uji emisi akan mendapatkan sanksi berupa denda koefisien dari nilai pajak yang harus dibayarkan setiap kali membayar PKB.
Asep menjelaskan, ketiga kebijakan itu akan mendorong uji emisi dilakukan secara masif dan memberikan dampak dalam perbaikan kualitas udara Ibu Kota. Untuk itu, pemerintah akan menggelar uji emisi gratis yang akan dilangsungkan serentak pada 5 Juni 2023.
Disebut serentak, karena digelar bersamaan di Taman Margasatwa Ragunan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tanggerang, Kota Tanggerang Selatan, Kabupaten Tanggerang, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. "Uji Emisi Akbar ini akan tercatat sebagai uji emisi terbanyak dalam rekor MURI," sebut Asep.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini:
Eris Kuswara
Koropak.co.id, Yogyakarta - Dalam dua tahun terakhir, tercatat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) telah menetapkan sebanyak 44 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) asal Daerah Istimewa Yogyakarta. Dua diantaranya adalah sayur lodeh dan permainan tradisional gobak sodor.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengungkapkan bahwa penetapan puluhan WBTb asal DIY itu, merupakan tonggak penting dalam upaya melindungi sekaligus juga menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
"Tidak hanya menjadi pengakuan formal atas pentingnya WBTb, sertifikat penetapan ini juga tentunya menjadi komitmen bersama dalam upaya melestarikan dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Selain itu, proses regenerasi pengetahuan juga merupakan modal penting bagi pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan," kata Sultan HB X dalam acara penyerahan sertifikat WBTb yang dilaksanakan di Gedhong Pracimasana Kepatihan Yogyakarta, Selasa 22 Mei 2023.
Sri Sultan HB X menambahkan, WBTb itu sendiri merujuk pada warisan kolektif yang hidup dan terus berkembang di tengah masyarakat. Meliputi, tradisi atau ekspresi hidup seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik-praktik sosial, ritual, perayaan, pengetahuan, hingga praktik mengenai alam dan semesta.
"Warisan budaya ini tentunya menjadi cermin identitas kita, menghubungkan kita dengan akar sejarah yang mendalam, dan membentuk jati diri kita sebagai bangsa," tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan bahwa penetapan 44 WBTb asal DIY ini juga menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk terus melakukan evaluasi. Baik itu dalam hal pengusulan penetapan WBTb, maupun pada tataran aksi-aksi tindak lanjut dalam hal pemeliharaan dan pengembangan WBTb.
Baca: 26 Kesenian dari DIY Terima Sertifikat WBTb Kemendikbudristek
"Sejak 2013 s.d 2023, jumlah total sudah ada sebanyak 155 karya budaya yang diusulkan untuk menjadi WBTb. Kemudian untuk penetapan WBTb ini tersebar mulai dari Keraton Yogyakarta hingga Kota Yogyakarta," tutur Dian.
Dian merincikan, ada sebanyak 27 karya budaya Keraton Yogyakarta, 8 karya budaya Kadipaten Pakualaman, 31 karya budaya yang menjadi Warisan Budaya bersama milik DIY, 15 karya budaya Kabupaten Kulon Progo, 21 karya budaya Kabupaten Sleman, 20 karya budaya Kabupaten Bantul, dan 16 karya budaya Kota Yogyakarta.
"Pada 2022, ada sebanyak 21 karya budaya asal DIY yang mendapat penganugerahan WBTb 2023. Mulai dari Keraton Yogyakarta yang semua karya budayanya ditetapkan sebagai WBTb dan merupakan domain seni pertunjukan," ucapnya.
Adapun seni pertunjukan yang ditetapkan sebagai WBTb, kata Dian, diantaranya Bedhaya Sapta, Beksan Sekar Madura, Srimpi Muncar, dan Beksan Panji Sekar. Sedangkan untuk karya budaya dari Puro Pakualaman yang ditetapkan sebagai WBTb, seperti Babad Pakualaman yang termasuk domain tradisi dan ekspresi lisan.
"Selanjutnya dari DIY, ada Sayur Lodeh, Jamu Yogyakarta, dan Bir Jawa, dengan domain kemahiran dan kerajinan tradisional. Lalu ditambah juga dengan Aksara Jawa Yogyakarta yang domain sebagai tradisi dan ekspresi lisan," ujarnya.
Lebih lanjut, kemudian ada juga karya budaya dari Bantul, yaitu karangan yang masuk domain pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam semesta, serta Pisungsung Jaladri yang masuk domain upacara adat, ritus, dan upacara tradisional.
"Sedangkan untuk WBTb dari Sleman, ada upacara adat Pager Bumi Rebo Pungkasan dengan domain upacara adat, ritus, serta upacara tradisional dan kesenian Antup dengan domain seni pertunjukan. Lalu ada juga karya budaya dari Kabupaten Kulon Progo yang masuk domain tradisi dan ekspresi, yakni Gobak Sodor Yogyakarta." katanya.
Sementara untuk semua karya budaya dari Kota Yogyakarta, merupakan domain kemahiran dan kerajinan tradisional, mulai dari Jadah Manten, Legomoro, Sangga Buwana, Kembang Waru, dan Yangko Yogyakarta.
"Ada juga Tari Wayang Topeng Duwet dengan domain seni pertunjukan, dan Gerit-Gerit Lancung dengan domain tradisi dan ekspresi lisan dari Kabupaten Gunungkidul," pungkasnya.
Silakan tonton berbagai video menarik di sini: