Masyarakat Minta Program Dilanjutkan
Koropak.co.id – Masa jabatan Bupati Purwakarta yang akan berakhir pada Maret 2018 memunculkan kekhawatiran di kalangan para pegawai di kabupaten tersebut. Mereka khawatir program unggulan di Purwakarta terganggu bahkan mangkrak. Termasuk salah satunya program berbasis pelayanan masyarakat, Gempungan di Buruan Urang Lembur.
Hal tersebut disampaikan Abas Basyuni, salah seorang pegawai di Kecamatan Darangdan saat mengikuti acara pamitan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Bale Sawala Yudhistira, Rabu (31/1/2018).
“Saya berharap program gempungan terus berjalan karena ini efektif melayani warga. Semoga Bupati Purwakarta yang baru nanti mau melanjutkan,” ujarnya.
Program gempungan, kata Abas, memberikan akses langsung kepada warga Purwakarta untuk mendapatkan pelayanan. Warga tidak perlu repot mengantri di loket-loket dinas karena petugas dinas datang langsung menemui warga.
“Pekerjaan kami sebagai pegawai juga terbantu. Kami kan punya target dalam bekerja, pemenuhan target itu mudah tercapai karena program gempungan. Kami tidak perlu menunggu warga datang ke kantor karena kami yang mendatangi mereka,” katanya.
Sebagaimana diketahui, para petugas dinas dari leading sector pelayanan publik setiap dua kali dalam seminggu turun langsung ke lapangan. Warga yang sudah berkumpul di kantor atau lapangan desa dilayani berbagai kebutuhannya.
Berbagai macam pelayanan diberikan secara gratis mulai dari dokumen kependudukan, izin usaha sampai keluhan kesehatan.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, gempungan sudah menjadi jalan hidup bagi dirinya. Sebab, melalui kegiatan tersebut banyak keluhan warga yang mendapatkan solusi penyelesaian.
“Gempungan itu jalan hidup saya. Kita tidak hanya bicara tentang kebutuhan publik, tetapi kita juga memberi solusi atas kebutuhan itu. Saya rutin melakukan itu sejak lama,” katanya.
Berbagai kasus, lanjut Dedi, sudah ia temukan saat melaksanakan kegiatan tersebut. Kasus tersebut mulai dari keluhan seorang “paraji” hingga bocah bernama Karna yang hari ini sudah menjadi juragan ternak.
“Emak paraji di Cijunti kini bisa menikmati jalan hotmix yang dimintanya. Terus, Karna di Cigelam, bocah yang tidak sekolah itu, kini sudah menjadi juragan domba. Kebahagiaan mereka itu menjadi kebahagiaan lahir batin bagi saya,” ujarnya.*
Editor : Jadi Mujiana