Koropak.co.id – Sitinjau Lauik merupakan sebutan untuk ruas jalan sepanjang kurang lebih 15 kilometer pada jalan lintas Sumatera dengan rute Kota Padang – Arosuka – Solok. Rute Sitinjau Lauik ini juga menjadi salah satu rute nasional yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Disebut dengan nama Sitinjau lauik, karena dari sejumlah titik di jalan tersebut, para pengendara bisa dengan leluasa memandang laut sepanjang pantai barat dan keindahan Kota Padang dari atas ketinggian. Menjadi jalur nasional, membuat rute Sitinjau Lauik ini sangat padat, tampak setiap harinya seluruh jenis kendaraan seperti bus, truk, mobil pribadi, hingga kendaraan roda dua melintasi jalur ini.
Meskipun memberikan suguhan keindahan alam hutannya yang dibalut dengan udara sejuk, akan tetapi jalur Sitinjau Lauik sendiri memberikan ancaman yang sangat besar. Sepanjang jalur tersebut, terdapat belasan titik yang berpotensi longsor terutama ketika curah hujan tinggi membuat jalannya pun menjadi licin.
Baca : Indonesia Dijadikan Laboratorium Kajian Bencana
Selain longsor, ancaman lainnya adalah kecelakaan karena terdapat tikungan tajam yang disambut dengan tanjakan tinggi menjadi momok yang menakutkan bagi setiap pengendara yang melintas. Tidak sedikit kendaraan besar bermuatan banyak mengalami rem blong hingga memicu terjadinya tabrakan bahkan terjun bebas ke dalam jurang sedalam puluhan meter.
Banyaknya jumlah kecelakaan yang sering terjadi di jalur Sitinjau Lauik ini membuatnya dikenal sebagai rute maut dan paling ekstrim di Sumatera Barat. Meskipun demikian, pengendara juga tidak perlu takut untuk melintasi rute ini. pasalnya, untuk meminimalisir tingkat kecelakaan, di beberapa tikungan tajam, ada beberapa anak muda yang sudah diberdayakan yang disebut dengan istilah Pak Ogah.
Baca : Tanjakan Emen- Kembali Telan Korban
Selama 24 jam, mereka secara bergantian berjaga dan mengatur arus lalu lintas di sejumlah tikungan tajam, seperti di panorama satu dan panorama dua pada rute Sitinjau Lauik. Tentunya keberadaan Pak Ogah ini sangat menguntungkan bagi pengendara, karena mereka dengan sigap akan menyetop kendaraan dari arah berlawanan, ketika ada truk besar yang hendak melintas.
Pasalnya, di jalur Panorama Satu dan Dua, kendaraan yang melaju dari arah Solok harus menahan diri dan memberikan ruang bagi truk yang akan melintas dari arah Padang. Karena jalur di kedua titik ini sangat curam dan truk besar sampai harus membuang badan kendaraannya ke arah kanan agar dapat melintas dengan lebih mudah.
Selain itu, pak Ogah juga akan segera melakukan upaya penahanan kendaraan dengan memberikan bantuan penyangga ban dari batu besar apabila ada truk besar atau kendaraan yang mati mendadak ketika mendaki jalur ini.*
Baca pula : Teka-Teki Kecelakaan Maut di Tol Cipali