Berikan Layanan Berbasis Online
Koropak.co.id – Kamis (8/2/2018) Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meresmikan gedung baru Rumah Sakit Bayu Asih Purwakarta. Gedung yang terletak di Jalan Veteran tersebut menelan biaya renovasi sebesar Rp 47 miliar dari Dana Alokasi Khusus APBN.
Dalam sambutannya, Dedi berharap gedung baru dapat menjadi spirit untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien tanpa memandang latar belakang. Aspek kemanusiaan harus lebih diutamakan demi terpenuhinya pelayanan prima.
“Pelayanan harus meningkat. Citra negatif RS Bayu Asih harus ditinggalkan,” kata Dedi.
Sistem manajemen berbasis online pun mulai diterapkan di rumah sakit yang berdiri sejak 1930 tersebut. Mulai dari pola antrean dan sistem pembayaran pasien kini menggunakan aplikasi berbasis online.
“Eranya kini sudah era digital. Maka, kita seimbangkan pelayanan untuk masyarakat pun dengan sistem digital. Pasien tidak perlu antre untuk mendaftar berobat, sejak dari rumah bisa ambil nomor antrean via aplikasi. Begitu juga dengan sistem pembayaran, tidak perlu ada antrean panjang,” katanya.
Seluruh sistem tersebut, lanjut Dedi, terintegrasi dengan aplikasi pelayanan milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta, yakni Ogan Lopian. “Ruang kontrol kapan saja bisa menampilkan data siapa yang pakai JAMPIS, siapa yang pakai BPJS, berapa kamar yang kosong,” ujarnya.
Direktur RS Bayu Asih, dr Agung Darwis menuturkan warga Purwakarta sudah dapat menikmati layanan kesehatan berbasis online di Rumah Sakit Bayu Asih. Caranya, warga cukup mengunduh aplikasi Rumah Sakit Bayu Asih melalui sistem operasi android.
“Semua layanan bisa via aplikasi tersebut, rawat jalan, poliklinik. Kalau pasien mau daftar juga bisa,” katanya.
Dikatakan Agung, Jumlah ruang perawatan pun bertambah di gedung baru ini. Tadinya, RS Bayu Asih memiliki ruangan sebanyak 244, kini ruangan tersebut menjadi 311 ruangan.
“Kita banyak ruang perawatan tambahan, terutama untuk perawatan intensif, ICU< PICU dan NICU,” ujarnya.
Agung berharap, fasilitas baru tersebut dapat menghapuskan kesan RS Bayu Asih sebagai Bayu Antep yang selama ini disandang dikarenakan dianggap sering menelantarkan pasien. “Kita ingin hilangkan Bayu Antep, makanya pelayanan prima kita lakukan,” ujar Agung.*
Editor : Jadi Mujiana