KOROPAK.CO.ID – JAKARTA – Empat penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta, akhirnya buka suara. Melalui kuasa hukumnya, Adrianus Agal, mereka menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban.
“Pertama, yang saya mau sampaikan adalah permohonan maaf kami kepada keluarga korban,” kata Adrianus saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin, 25 Agustus 2025.
Adrianus menegaskan, kliennya bukan otak pelaku. Mereka, kata dia, hanya menjalankan perintah dari seorang oknum yang disebut berinisial F.
“Adik kami, Eras, diminta menjemput paksa. Setelah menyerahkan korban di Cawang, mereka diminta kembali. Saat itu mereka sudah melihat korban tak bernyawa,” ujarnya.
Menurut Adrianus, para penculik berada dalam tekanan. Perintah selanjutnya adalah membuang jasad korban. “Peran mereka sampai di situ,” katanya.
Atas dugaan keterlibatan oknum dari salah satu instansi, ia meminta perlindungan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca: Empat Aktor Intelektual Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank Ditangkap
Kasus ini menyeret delapan orang. Empat pelaku lapangan diringkus tim Subdit Resmob dan Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada Kamis, 21 Agustus 2025. Mereka ditangkap di Johar Baru, Jakarta Pusat, dan di Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Empat aktor intelektual lainnya ditangkap dalam operasi terpisah. Tiga orang, DH, YJ, dan AA, ditangkap di Solo, Jawa Tengah. Seorang lainnya, C, ditangkap di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Korban, MIP (37), ditemukan warga pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025, di area persawahan Kampung Karangsambung, Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Tubuhnya penuh luka lebam, tangan dan kaki terikat, mata terlilit lakban.
Rekaman CCTV menunjukkan MIP sempat disergap di area parkir sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ia tak berdaya ketika dipaksa masuk ke mobil putih yang langsung melaju meninggalkan lokasi.
Kini, penyidikan polisi masih berlanjut. Motif dan aktor utama di balik penculikan dan pembunuhan kepala cabang bank pelat merah itu masih ditelusuri.