Koropak.co.id – Dalam belantara sejarah, terpatri legenda cinta terlarang yang menjadi akar sejarah Kerajaan Singasari. Cerita ini dirajut oleh pena Kitab Pararaton, sebuah kronik berharga yang mengabadikan momen-momen penting Jawa Kuno.
Pada abad ke-13 Masehi, Jawa Timur gemerlap oleh Kerajaan Kediri. Namun, di antara gemerlapnya kekuasaan, ada kisah cinta yang melibatkan Ken Arok, seorang berandal tumbuh sebagai pencuri dan penjudi, dan Ken Dedes, seorang wanita cantik.
Terabadikan dalam Kitab Pararaton, kisah cinta mereka berubah ketika seorang brahmana misterius, Lohgawe, datang dari India dengan keyakinan bahwa Ken Arok adalah titisan Dewa Wisnu di tanah Jawa.
Lohgawe membawa Ken Arok ke Tumapel untuk bekerja sebagai pengawal Tunggul Ametung, penguasa Tumapel. Namun, ada satu elemen yang membuat cerita ini makin menarik: Ken Dedes, istri cantik Tunggul Ametung.
Cerita cinta terlarang ini berawal saat Ken Arok secara tidak sengaja melihat Ken Dedes. Cahaya yang memancar dari dirinya membuatnya terpesona. Sang brahmana, Lohgawe, mengatakan bahwa Ken Dedes adalah wanita istimewa yang akan melahirkan raja-raja besar.
Baca: Kisah Cinta Pierre Tendean dan Rukmini, Terhalang Agama Hingga Berakhir Pilu
Namun, cinta ini terlarang. Ken Arok harus membunuh Tunggul Ametung untuk merebut Ken Dedes dan takhta. Dengan keris ampuh yang dibuat oleh Mpu Gandring, Ken Arok melaksanakan rencananya.
Ia berhasil membunuh Tunggul Ametung saat sang penguasa sedang tertidur. Namun, dengan cerdik, Ken Arok berhasil menyalahkan sahabatnya, Kebo Hijo, atas pembunuhan tersebut.
Setelah kematian Tunggul Ametung, Ken Arok menikahi Ken Dedes, yang saat itu tengah mengandung anak Tunggul Ametung. Ini mengawali berdirinya Kerajaan Tumapel yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Singasari.
Kisah cinta ini penuh intrik dan tragedi, menciptakan landasan bagi singgasana Kerajaan Singasari, yang dipimpin oleh Ken Arok, seorang pria yang membunuh demi cinta terlarangnya dan takhta yang diimpikannya.
Meskipun berakhir tragis dengan pembunuhan Ken Arok oleh Anusapati pada tahun 1247 M, cerita ini tetap hidup dalam sejarah Jawa, menjadi salah satu titik awal dari perjalanan kerajaan besar selanjutnya, Majapahit.
Baca juga: Kisah Cinta Bung Hatta, Jatuh Hati Pada Anak Mantan Kekasih