Koropak.co.id – Basuki Srimulat nama yang meraih ketenaran dalam dunia hiburan Indonesia, menghembuskan napas terakhir pada tanggal 12 Desember 2007, meninggalkan kerinduan di hati para penggemarnya.
Pada usia yang masih muda, 51 tahun, kepergiannya secara mendadak disebabkan oleh serangan jantung yang menimpanya saat sedang asyik bermain futsal bersama teman-temannya.
Latar belakang hidup Basuki terpaut erat dengan dunia seni hiburan. Masa kecilnya dihabiskan di Semarang, tempat di mana ia tumbuh bersama ayahnya, Pete alias Suwito, yang juga merupakan mantan anggota Srimulat.
Keduanya berdua memulai perjalanan seni mereka dari dunia wayang orang, khususnya di komunitas wayang orang Sri Wanito Semarang, di mana keduanya berperan sebagai punakawan gareng.
Keterampilan tari Basuki lahir dari ibunya yang merupakan seorang penari di Sriwedari Surakarta. Kecakapan menarinya tergambarkan dalam iklan suatu perusahaan jamu dengan narasi yang melegenda, “wes-ewes-ewes.” Kecintaan pada seni dan warisan keluwesan dalam menari menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Basuki sejak masa kecil.
Baca: Kiprah Gemilang Omar Dhani yang Terhenti oleh Orde Baru
Basuki melanjutkan jejak ayahnya dan Benyamin S., mengidolakan keduanya dalam dunia seni. Setelah bergabung dengan komunitas Srimulat pada tahun 1981-1986, Basuki membentuk grup Merdeka dan kemudian Batik Grup bersama rekan-rekannya. Meski berpindah-pindah grup, Basuki tetap konsisten dalam mengembangkan kariernya di dunia pelawak.
Tinggalkan Srimulat, Basuki menerima tawaran dari Tito Karno dan Rano Karno untuk berperan sebagai Mas Karyo dalam serial Si Doel Anak Sekolahan pada 1992. Perannya sebagai pemain tetap dalam serial tersebut membuka babak baru dalam kariernya.
Basuki juga meraih popularitas melalui film komedi layar lebar di era 80-an dan memperkenalkannya kepada publik melalui panggung Ketoprak Humor bersama sesama eks-Srimulat. Puncak kariernya tercapai saat bersama Rano Karno berperan dalam serial televisi “Si Doel Anak Sekolahan” pada 1992 sebagai Mas Karyo.
Kematiannya pada 12 Desember 2007 di Rumah Sakit Melia Cibubur, Jakarta Timur, menandai kehilangan seorang pelawak ulung. Kabul, atau lebih dikenal dengan nama Tessy, sesama pelawak, menyatakan bahwa Basuki pingsan setelah sesi bermain bola, kemungkinan karena serangan jantung yang datang begitu tiba-tiba.
Kepergiannya meninggalkan warisan seni yang tak terlupakan dan kenangan manis bagi mereka yang mengenalnya.
Baca juga: Abdul Halim Perdanakusuma, Jejak Heroik dari Madura ke Eropa