Koropak.co.id – TNI Angkatan Laut dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengirimkan peserta pada Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.
Agenda ini menelusuri jejak perdagangan rempah di kawasan barat Nusantara, membawa peserta-peserta pada sebuah perjalanan yang kaya akan sejarah.
Dengan tema ‘Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya: Arung Melayu’, 153 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari Laskar Rempah terpilih, pewarta, fotografer, hingga peneliti, memulai pelayaran yang dibagi menjadi tiga gelombang.
Inisiatif ini, yang telah dimulai sejak tahun 2022 di Kawasan Timur Nusantara, kini memasuki babak baru dengan eksplorasi di kawasan barat.
“Muhibah Budaya Jalur Rempah bukan sekadar tentang komoditas tanaman, tetapi tentang pertukaran pengetahuan dan kebudayaan yang terjalin selama lebih dari 1.000 tahun, ketika pelaut Nusantara melintasi jalur rempah dari Pasifik hingga Afrika timur,” kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid.
Jalur rempah, yang merupakan titik awal perdagangan kuno di Nusantara, membawa rute perdagangan yang dimulai dari timur ke barat.
Baca: Kemendikbud Ristek Siap Gelar Muhibah Budaya Jalur Rempah
Komoditas rempah seperti pala dan cengkeh dari Kepulauan Maluku dikumpulkan di Pantai Malabar, India, lalu diangkut ke berbagai destinasi seperti Teluk Persia, Mesopotamia, Babilonia, Madagaskar, hingga Afrika Selatan.
Muhibah Budaya Jalur Rempah bertujuan untuk menguatkan ketahanan budaya serta diplomasi budaya, baik di dalam maupun di luar negeri, serta memaksimalkan pemanfaatan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Takbenda.
Pelayaran ini, menggunakan KRI Dewaruci, akan menelusuri tujuh titik, termasuk Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Siak, Sabang, Malaka, Tanjung Uban, dan Lampung.
Menanggapi perjalanan ini, Kaskoarmada RI Laksamana Muda TNI Didong Rio Duto Purwo Kuntjoro menjelaskan bahwa pelayaran jalur rempah ini telah menjadi agenda tahunan sejak 2022. Tahun ini, jalur pelayaran akan menyentuh Malaysia, menandakan upaya untuk memperkuat sentralitas ASEAN.
“Melalui Muhibah Budaya Jalur Rempah ini, kami berharap dapat memperkenalkan kembali masyarakat kita, menelusuri kembali tapak-tapak sejarah maritim yang luar biasa. Tujuan akhir dari perjalanan ini bukan hanya untuk minat pada sejarah semata, tetapi juga untuk menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,” katanya.
Baca juga: Bawa Lagu Metallica, Muhibah Angklung Pukau Warga Amerika