KOROPAK.CO.ID – TASIKMALAYA – Mudik Lebaran telah menjadi tradisi tahunan yang sarat makna bagi masyarakat Indonesia. Di Tasikmalaya, kesiapan untuk menghadapi arus mudik telah memasuki babak baru dengan pelaksanaan Operasi Ketupat Lodaya 2025.
Sebanyak 450 personel kepolisian resmi dikerahkan oleh Polres Tasikmalaya Kota pada Kamis, 20 Maret 2025, sebagai bentuk komitmen untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama perayaan Idulfitri 1446 Hijriah.
Sejarah panjang pelaksanaan Operasi Ketupat berawal dari kebutuhan untuk menertibkan arus mudik yang kerap menimbulkan kemacetan dan gangguan keamanan.
Tradisi mudik yang telah berlangsung sejak dekade pertama kemerdekaan Indonesia, terus berkembang hingga saat ini dengan dinamika baru, termasuk lonjakan jumlah pemudik dan meningkatnya potensi gangguan keamanan.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Faruk Rozi, menegaskan kesiapan total jajarannya dalam menghadapi tantangan ini. Dalam sejarah pelaksanaan Operasi Ketupat, pengamanan di wilayah Tasikmalaya selalu menjadi prioritas mengingat letaknya yang strategis sebagai jalur utama perlintasan pemudik.
“Dalam Operasi Ketupat Lodaya 2025, Polres Tasikmalaya Kota telah mendirikan 64 pos pengamanan yang terdiri dari 2 Pos Terpadu, 3 Pos Pelayanan, 11 Pos Pengamanan, dan 48 Pos Gatur (Pengaturan Lalu Lintas),” jelasnya.
Strategi pengamanan ini mengadopsi pola yang sudah teruji dalam pelaksanaan operasi sebelumnya, terutama pada momen-momen kritis seperti libur panjang dan puncak arus balik.
Baca: Wali Kota Tasik Siapkan Strategi Pengamanan Lebaran Melalui Operasi Ketupat Lodaya 2025
Fokus utama tetap pada pengawasan di titik rawan kemacetan, lokasi rawan bencana seperti longsor dan banjir, serta pengamanan di pusat-pusat keramaian seperti terminal, stasiun, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata.
Kesiapan Polres Tasikmalaya juga didukung oleh sinergi yang telah terbentuk sejak lama antara kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah, yang mewakili Wali Kota Viman Alfarizi Ramadan, menegaskan bahwa koordinasi lintas sektoral ini adalah kunci dalam menciptakan kelancaran arus mudik di Tasikmalaya.
“Tradisi mudik adalah bagian dari kultur masyarakat Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Oleh karena itu, kami memastikan seluruh elemen pengamanan dan layanan bagi pemudik telah dipersiapkan dengan matang,” ujar Asep.
Sejarah mencatat bahwa operasi pengamanan Lebaran seperti Ketupat Lodaya telah mengalami berbagai dinamika sejak pertama kali digelar. Berbagai tantangan dari tahun ke tahun, mulai dari lonjakan volume kendaraan, ancaman kriminalitas, hingga bencana alam, telah membentuk pola pengamanan yang terus disempurnakan.
Kini, dengan persiapan matang, pelatihan personel yang terukur, serta dukungan penuh dari semua elemen terkait, Operasi Ketupat Lodaya 2025 diharapkan menjadi tonggak baru dalam sejarah pengamanan mudik di Tasikmalaya.
Kombinasi strategi pengamanan modern dan nilai-nilai tradisional mudik diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi seluruh pemudik yang pulang ke kampung halaman untuk merayakan Idulfitri bersama keluarga.











