KOROPAK.CO.ID – Saat membeli beras, satuan yang paling umum digunakan tentu kilogram. Namun di beberapa daerah, terutama yang banyak dihuni masyarakat Melayu dan Minangkabau di Sumatra Barat, satuan gantang juga masih dipakai untuk menakar beras.
Sekilas tentang Gantang
Gantang merujuk pada dua hal sekaligus, alat takar dan satuan yang digunakan untuk menakar beras. Alat takar tradisional ini biasanya terbuat dari kuningan atau kayu berliat, dengan dimensi panjang 19 cm, lebar 24 cm, dan cekungan dalam 17 cm.
Satuan gantang sendiri menandakan volume atau berat beras yang diukur dengan alat ini. Umumnya, satu gantang setara dengan 2,5 kilogram. Namun, konversi ini dapat berbeda antar daerah, bergantung pada ukuran alat takar yang digunakan.
Asal Usul dan Sejarah Penggunaan
Keberadaan gantang di tengah masyarakat Melayu sudah ada sejak pertengahan abad ke-18. Buku Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Kalimantan Barat mencatat, alat takar ini digunakan masyarakat Melayu Ketapang pada masa Kerajaan Tanjungpura.
Baca: Jejak Manibob, Sistem Barter Unik dari Tanah Biak
Alat gantang berbahan kuningan diketahui berasal dari Bagdad dan menjadi hadiah untuk Kerajaan Tanjungpura. Penggunaan alat ini tidak bisa sembarangan; hanya alat yang mendapat izin kerajaan yang boleh dipakai, dengan label khusus Gantang Pangeran Jaya Anom. Aturan ini diterapkan agar penakaran beras di masyarakat tetap akurat.
Proses Pembuatan
Selain alat yang didapat dari kerajaan, masyarakat juga membuat gantang sendiri. Alat gantang mandiri biasanya terbuat dari kayu pohon berlian yang dipahat menyerupai cangkir dengan ukuran standar. Sementara yang diproduksi massal umumnya berbahan kuningan.
Cara Menggunakan
Menakar beras dengan gantang cukup mudah dan tidak memerlukan timbangan. Beras dimasukkan ke dalam alat sampai penuh, kemudian permukaan diratakan sejajar bibir gantang. Volume ini kemudian disebut sebagai satu gantang.
Selain beras, alat takar ini juga dapat digunakan untuk menakar bahan pangan lain, seperti kacang-kacangan. Dengan demikian, gantang tetap menjadi warisan tradisional yang fungsional di masyarakat.











