Koropak.co.id – Sebanyak 12 lembaga dan masyarakat adat bergabung dalam satu kesatuan untuk menggelar Ritual Adat Dayak dan Paser, sebuah upacara sakral yang bertujuan memohon kelancaran pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan kepada leluhur mereka.
Penyelenggaraan ritual ini dikoordinasi oleh Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN), mencerminkan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adat dalam menjaga tradisi dan merawat hubungan spiritual dengan alam.
Ritual adat yang melibatkan dua suku besar Kalimantan ini berlangsung selama dua hari, dimulai pada Sabtu dan ditutup pada Minggu (12/5/2024).
Menurut Kepala OIKN, Bambang Susantono, ritual ini merupakan bagian dari tradisi masyarakat adat Dayak dan Paser untuk memohon izin kepada leluhur sebelum mendirikan bangunan atau kampung baru.
“Ritual adat ini merupakan tradisi masyarakat untuk meminta izin kepada leluhur sebelum mendirikan kampung atau bangunan di tanah mereka, dalam hal ini adalah IKN sebagai ibu kota baru Indonesia yang dibangun di Kalimantan Timur,” kata Bambang Susantono dalam keterangan resminya.
Baca: Festival Harmoni Budaya Nusantara: IKN Membuka Jalan Menuju Persatuan
Selain sebagai bentuk permohonan izin, masyarakat percaya bahwa ritual ini penting untuk memastikan kelancaran pembangunan dan untuk menghindari bencana. Dengan berkolaborasi dengan masyarakat adat, OIKN berharap dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara pemerintah dan masyarakat.
Ritual adat Dayak ini juga menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya yang dijalankan oleh OIKN melalui pengalaman dan pengetahuan budaya.
Pengalaman budaya ini mencakup berbagai kegiatan seperti ritual adat, kompetisi olahraga tradisional, dan pertunjukan seni, sedangkan pengetahuan budaya diwujudkan melalui forum rembuk budaya dan pengembangan museum.
Partisipasi dari berbagai lembaga dan masyarakat adat yang berbeda menambah nilai keberagaman dan kedalaman spiritual dalam upacara ini.
Diantara yang turut serta adalah Suku Paser, Suku Balik, serta berbagai subsuku dari Suku Dayak, seperti Tonyooi Benuaq, Bahau Busang, Bahau Saq, Aoheng Soputan Buket, Bentian, Kayaan Mahakam, Modang, Lundayeh, dan Kenyah.
Baca juga: Mengukir Sejarah: Kantor Presiden IKN, Ikon Berkelanjutan Indonesia