KOROPAK.CO.ID – Presiden Prabowo Subianto beberapa Waktu lalu menggelar pembekalan khusus selama tiga hari di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung dari Jumat (25/10) hingga Minggu (27/10) itu dihadiri oleh jajaran menteri, wakil menteri, pejabat setara menteri, hingga kepala badan dalam Kabinet Merah Putih.
Prabowo mengungkapkan harapannya agar pembekalan ini mampu menyamakan pemahaman dan arah kerja di kabinet untuk mendukung visi dan misi pemerintahannya.
Bukan hanya menjadi tempat penggemblengan, Akmil Magelang dipilih karena nilai historisnya sebagai pusat perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Mengingat latar belakang militernya sebagai mantan Danjen Kopassus, Prabowo ingin menyebarkan semangat perjuangan para pejuang kemerdekaan kepada para menterinya, menjadikan Magelang lebih dari sekadar tempat pelatihan, melainkan simbol pengabdian dan kebersamaan dalam membangun bangsa.
Akmil Magelang sendiri memiliki sejarah panjang yang bermula pada 31 Oktober 1945, saat berdirinya Militaire Academie (MA) Yogyakarta di bawah komando Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.
Baca: 16 Desember, Sejarah Hari Akademi TNI
Namun, pada tahun 1950, akademi ini sempat ditutup sementara karena kendala teknis. Dalam masa penutupan itu, beberapa taruna yang tengah menempuh pendidikan harus dialihkan ke KMA Breda, Belanda.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan personel Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), pemerintah mendirikan beberapa sekolah perwira darurat di sejumlah kota seperti Malang, Tangerang, dan Bukittinggi.
Pada tahun 1952, muncul gagasan untuk mendirikan Akademi Militer yang lebih permanen, yang akhirnya disahkan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1957 dengan membuka kembali Akademi Militer Nasional di Magelang.
Selama periode reorganisasi besar ABRI, institusi ini melewati serangkaian perubahan signifikan, termasuk integrasinya pada tahun 1961 dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung.
Pada tahun 1984, setelah menjalani beberapa transformasi, Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) akhirnya berdiri dengan Akmil Magelang sebagai salah satu bagian utamanya, sebelum kemudian berubah menjadi Akademi TNI pada 1999 seiring pemisahan Polri dari ABRI.
Perjalanan panjang Akmil ini menjadi simbol keteguhan dan dedikasi, yang kini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pemimpin pemerintahan dalam upaya mereka mengabdi dan memperkokoh kemajuan Indonesia di masa depan.