Seni Budaya

Ondel-Ondel, Ikon Jakarta Semula Penangkal Bala

×

Ondel-Ondel, Ikon Jakarta Semula Penangkal Bala

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Jakarta – Ondel-ondel dan Jakarta ibarat dua sisi mata uang. Tak terpisahkan dan saling memberi makna. Keberadaannya bukan sepanjang penggalan. Kendati sudah ada sejak ratusan tahun lalu, hingga kini ondel-ondel masih menjadi bagian dari cerita Jakarta.

Seiring perjalanan waktu, eksistensi ondel-ondel mengalami pergeseran fungsi. Selain menjadi bagian dari acara-acara adat, termasuk sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah, ondel-ondel juga dimainkan sebagai ikhtiar pengobatan.

Masyarakat Betawi tempo dulu memanfaatkannya untuk tolak bala. Mereka percaya mengarak ondel-ondel keliling kampung bisa mengusir wabah penyakit. Dulu, ondel-ondel dinilai sakral, karena merupakan personifikasi dari roh leluhur suku Betawi. Keberadaannya dikaitkan dengan hal-hal metafisika, seperti mengusir roh jahat. 

Tapi kini, ondel-ondel sepenuhnya sudah menjadi media hiburan, bahkan ada yang menggunakannya untuk mengamen. Perkembangan zaman telah mendorong perubahan pada kesenian khas Betawi itu.

Sangat mudah untuk mengidentifikasi ondel-ondel. Perawakannya yang tinggi dan warnanya yang mencolok memudahkan siapapun untuk mengenalinya. Dalam konteks kesenian Betawi, ondel-ondel berbentuk sepasang boneka, perwakilan laki-laki dan perempuan. Karakter laki-laki berwarna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Dua warna itu melambangkan keseimbangan.

Rangka tubuhnya dibuat dari bambu dengan garis tengah 80 s.d. 100 centimeter. Adapun wajahnya dibuat dari kayu dengan mata berukuran besar melotot. Sementara rambutnya dibuat dari ijuk warna hitam yang diberi hiasan kembang kelapa.

Baca: Pesona Ondel-ondel yang Tak Pernah Pudar

Selain itu, ada pula mahkota yang menjadi lambang kejayaan Jakarta, baju sadaria atau ujung serong, selendang dengan motif flora, sarung kotak-kotak atau cukin, dan kebaya encim yang melambangkan hubungan dagang dengan Cina.

Adapun baju yang dikenakan ondel-ondel lelaki adalah baju sadaria atau ujung serong yang merupakan pakaian adat dari kaum lelaki masyarakat Betawi, dan ada sentuhan pengaruh dari bangsa Arab.

Selain bambu dan kayu, bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat ondel-ondel di antaranya paku dan kawat beton untuk memaku dan mengikat sambungan, tali untuk membentuk pinggang supaya ramping, daun pisang yang kering atau jerami untuk mengisi bagian kepala.

Adapun rambutnya menggunakan ijuk, lalu ada kembang kelapa dan kertas warna untuk penghias kepala, bola plastik atau tempurung kelapa untuk membuat buah dada ondel-ondel perempuan. 

Ada juga fiber untuk membuat topeng, seng untuk daun telinga, kulit kambing atau benang wol untuk membuat kumis dan jambang, kain untuk pakaian ondel-ondel, kancing baju dan lain-lain.

Dalam penampilannya, pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi tanjidor dan musik tradisional lainnya, termasuk dikolaborasikan dengan pencak silat khas Betawi.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!