Koropak.co.id – Masyarakat Batak, entitas heterogen yang merentang di Sumatra Utara, membuka lembaran sejarahnya sejak abad ke-19. Saat para misionaris menjelajahi Tanah Batak pada tahun 1824, suku ini menandai kedatangannya sebagai etnis pertama yang menetap di wilayah timur Pulau Sumatra.
Berdasarkan buku “Report of a Journey into the Batak Country,” masyarakat Batak sendiri diketahui telah membentuk sub-etnis sejak abad ke-19. Sub-etnis yang tergabung dalam Jong Batak tersebut melibatkan Angkola, Pakpak, Mandailing, Karo, Simalungun, dan Karo.
Meskipun memiliki akar sejarah yang dalam, eksistensi suku Batak baru mencuat pada tahun 1926 dengan pendirian Jong Batak. Seiring berjalannya waktu, kelima sub-etnis Batak terungkap sebagai Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing, dan Batak Pakpak.
Penelitian tentang kekerabatan bahasa Batak Toba dan Batak Mandailing oleh Farida Meliana Hutabarat dan rekan-rekannya menegaskan adanya lima sub-etnis yang membentuk mozaik kaya budaya dan bahasa.
Baca: Ketika Masyarakat Suku Batak Menelusuri Asal Usulnya dengan Kisah Sianjur Mulamula
Tidak hanya kaya akan sejarah, masyarakat Batak juga memperlihatkan perbedaan signifikan dalam pola persebarannya. Sub etnis Batak Toba, misalnya, memadati wilayah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, dan Samosir.
Di sisi lain, sub etnis Batak Mandailing menetap di Tapanuli Selatan dan sekitarnya. Sub etnis Batak Karo, mengukir sejarahnya di wilayah Karo, Binjai, Langkat, dan Dairi.
Sementara itu, sub etnis Batak Simalungun mendiami kerajaan di Siantar, Panei, Tanah Jawa, Raya, Purba, Dolog Suhu, dan Silimakuta. Terakhir, sub etnis Batak Pakpak menemukan tempatnya di Pakpak Barat, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Tengah.
Menggali kembali akar sejarah dan merunut perjalanan sub-etnis Batak memberikan wawasan yang mendalam tentang keberagaman dan ketahanan budaya masyarakat ini. Perjalanan panjang mereka, yang melibatkan migrasi dan pembentukan wilayah masing-masing, membentuk warisan kaya yang patut dihargai.
Baca juga: Tonggo Raja, Cara Masyarakat Suku Batak dalam Bermusyawarah