Muasal

Kelezatan dan Makna Kue Cucuru Bayao Khas Sulawesi Selatan

×

Kelezatan dan Makna Kue Cucuru Bayao Khas Sulawesi Selatan

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Sulawesi Selatan dikenal karena kekayaan keberagaman makanan dan kue tradisionalnya, yang tidak hanya enak di lidah, tetapi juga memanjakan indera penciuman dengan aroma yang menggoda. 

Sayangnya seiring berjalannya waktu, banyak jenis kue khas daerah ini mulai terlupakan oleh generasi masa kini, yang kadang-kadang tidak menyadari bahwa setiap kue yang diwariskan oleh nenek moyang mereka memiliki makna mendalam dan sejarah yang panjang.

Salah satu contoh yang mencolok adalah kue Cucuru Bayao, dianggap sebagai simbol harapan akan kehidupan yang manis oleh masyarakat suku Bugis Makassar. Kehadirannya menjadi sangat penting dalam berbagai pesta adat di Sulawesi Selatan, terutama dalam upacara perkawinan dan khitanan. 

Cucuru Bayao sering menjadi hidangan utama dalam beragam acara, mulai dari hajatan keagamaan hingga acara resmi pemerintah. Meskipun disajikan bersama dengan berbagai jenis kue khas, Cucuru Bayao mendapatkan perhatian khusus dari para tamu.

Asal-usul nama “Cucuru Bayao” berasal dari bahasa daerah Makassar, di mana “Cucuru” berarti kue, dan “Bayao” adalah telur. Kue ini terbuat dari bahan sederhana seperti telur, gula pasir, dan kenari, membentuk bulat pipih berwarna kuning tua. 

Teksturnya lembut dengan rasa manis yang kuat, gurih, dan aroma telur yang khas. Meskipun telah mengalami variasi di berbagai daerah, Cucuru Bayao pada dasarnya berasal dari suku Makassar dan pernah menjadi hidangan istimewa bagi para raja pada masa lalu.

Baca: Si Manis Legit Kue Bingke Berendam, Menu Berbuka Puasa Favorit dari Pontianak

Rasa manis yang khas dari kue Cucuru Bayao menciptakan kesan istimewa bagi para pecinta makanan manis, sementara aroma telur yang unik menjadi ciri khas tersendiri. Di antara semua kue khas daerah, Cucuru Bayao menonjol sebagai yang paling kental rasa manisnya. 

Legenda juga beredar menurut cerita dari generasi tua, bahwa jika seorang gadis mencicipi kue-kue ini dalam sebuah pesta perkawinan, jodohnya akan segera datang.

Dalam acara perkawinan masyarakat Bugis Makassar, kue-kue khas seperti Cucuru Bayao, Barongko, Taloba, Biji Nangka, dan Sikaporo wajib disajikan di meja tamu, dikenal sebagai meja Oshin. Meja ini, yang pendek, menjadi tempat penyajian yang khusus dengan menggunakan alat bernama Bosara. Awalnya merupakan warisan budaya bangsawan, Bosara sekarang menjadi simbol penghargaan budaya di kalangan masyarakat Bugis Makassar.

Pada masa kerajaan, Bosara terbuat dari emas, perak, tembaga, atau besi, dilengkapi dengan tudung saji dari anyaman rotan dan daun lontara. Saat ini, tradisi ini diteruskan oleh masyarakat luas, dan kue-kue tradisional dihidangkan dengan anggun menggunakan Bosara dalam berbagai acara adat.

Kue Cucuru Bayao saat ini menjadi daya tarik bagi wisatawan, dengan mudah ditemukan di berbagai toko kue tradisional di Sulawesi Selatan, terutama di Toko Kue Mama di Jln Serui No.15 dan Jln Baumangga Raya No.9 Makassar, di mana setiap hari kue-kue tersebut tersaji bersama dengan berbagai jenis kue tradisional Bugis Makassar lainnya.

Baca juga: Lezatnya Kue Asida, Takjil Andalan Masyarakat Maluku

error: Content is protected !!