Memoar

Kisah Hidup Soe Hok Gie, Aktivis Tionghoa dalam Kritik Orde Lama

×

Kisah Hidup Soe Hok Gie, Aktivis Tionghoa dalam Kritik Orde Lama

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Soe Hok Gie, aktivis keturunan Tionghoa, memainkan peran penting dalam jatuhnya Orde Lama. 

Lahir di Jakarta pada 17 Desember 1942, Gie, anak keempat keluarga Soe Lie Piet, memiliki latar belakang sastrawan. 

Minat sastra Gie tumbuh sejak SD, membaca karya-karya serius Pramoedya Ananta Toer.

Setelah menyelesaikan SMA di Kolese Kanisius, Gie melanjutkan ke UI, memilih jurusan Sejarah. Di sini, kesadaran politiknya berkembang, menciptakan tulisan tajam dan kritis. 

Gie menjadi aktivis mahasiswa dan pendiri Mapala UI, sementara keterlibatannya di Mahasiswa Indonesia menyoroti kritik terhadap Orde Lama. Tulisan-tulisannya yang produktif terbit di berbagai media massa.

Baca: Nirwan Dewanto, Aktivis yang Jadi Penulis Produktif

Gie dikenal sebagai penulis yang produktif dengan buku seperti “Catatan Seorang Demonstran” (1983), “Zaman Peralihan” (1995), “Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan” (1997), dan “Di Bawah Lentera Merah” (1999). 

Pada 1969, Gie meninggal di Gunung Semeru saat mendaki bersama rekan Mapala UI.

Film “Gie” (2005), disutradarai oleh Riri Riza, diadaptasi dari “Catatan Seorang Demonstran”. 

Nicholas Saputra berperan sebagai Gie, dan film tersebut meraih tiga penghargaan di Festival Film Indonesia 2005. Peninggalan Gie terus dihargai sebagai inspirasi perjuangan dan semangat mahasiswa.

Baca juga: I.J. Kasimo dan Jejak Partai Politik Katolik Indonesia

error: Content is protected !!