Koropak.co.id – Sukabumi, Jawa Barat, di masa Hindia Belanda, menjadi pusat produksi kopi terbaik yang dikenal dengan sebutan ‘Si Emas Hitam’. Kehadiran kopi Sukabumi telah mencatat sejarah panjang, memberikan citra gemilang bagi kawasan tersebut.
Salah satu peninggalan bersejarah yang masih menghiasi Sukabumi hingga kini adalah Gedung Capitol. Bangunan bergaya retro klasik ini, berdiri megah di Jalan Mayawati, menunjukkan kemegahan arsitektur zaman dahulu.
Dibangun pada tanggal 19 Juli 1930, Gedung Capitol dahulu menjadi pusat pertemuan dan hiburan para ekspatriat Belanda yang menetap di Sukabumi. Dengan arsitektur yang menawan, gedung ini menjadi tempat penting bagi komunitas Eropa di kota itu.
Menurut Rangga Suria Danuningrat, seorang sejarawan Sukabumi, kompleks yang menjadi Gedung Capitol dulunya dikenal dengan nama Het Bouwen van Een Societeitsgebouw, Bioscoopzaal, Toko’s en Flast, atau biasa disebut sebagai ruko.
“Bangunan-bangunan di sekitarnya, membentuk pola huruf ‘U’ yang mengarah ke toko-toko dan kembali berputar menuju Toko Sepatu ‘Aneka’,” jelasnya sebagaimana dilansir dari laman GNFI.
Baca: Perempuan Pribumi dalam Sejarah Periklanan Rokok Kretek di Masa Hindia Belanda
Gedung Capitol dibangun di atas lahan seluas 6.000 meter persegi. Dengan lantai marmer dan lampu gantung impor dari Italia, serta ornamen-ornamen bergaya Prancis di bagian dalamnya, gedung ini menjadi salah satu kebanggaan arsitektur di Sukabumi.
Pada zamannya, Gedung Capitol menjadi pusat kegiatan sosial dan hiburan yang berkelas. Berbagai ruang seperti Ruang Dansa, Ruang Rapat, Ruang Biliard, dan bahkan Ruang Theater, membuatnya menjadi tempat favorit para ekspatriat untuk bersantai dan berinteraksi.
Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi Gedung Capitol mulai berubah. Dari awalnya sebagai bioskop pada tahun 1932, kemudian beralih fungsi menjadi gedung teater, hingga akhirnya pada tahun 1933, gedung ini menjadi tempat serba guna untuk berbagai acara dan kegiatan masyarakat.
Meskipun memiliki sejarah yang begitu kaya, kondisi Gedung Capitol saat ini jauh dari kesan megah dan bersejarah. Tembok depannya terpampang iklan perusahaan telekomunikasi, menjauhkannya dari citra kejayaan masa lalu yang pernah dimilikinya.
Bagi Rangga, Gedung Capitol merupakan kenangan yang tak terlupakan, meskipun kini hanya tinggal cerita. Bangunan ikonik ini telah menjadi bagian dari sejarah Sukabumi yang telah mengangkat nama kota itu ke tingkat internasional, meskipun keindahannya kini mulai memudar.
Baca juga: Sejarah Singkat Pembangunan Rumah Residen Hindia Belanda Warisan VOC
							










