KOROPAK.CO.ID – Di tengah maraknya peralatan dapur modern, sejumlah alat masak tradisional Indonesia masih bertahan sebagai bagian dari budaya lokal. Salah satunya adalah apiet, alat masak tradisional khas masyarakat Dayak di Kalimantan Barat yang digunakan untuk menyaring tuak, minuman fermentasi berbahan dasar tapai.
Dikutip dari buku Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Kalimantan Barat, apiet telah digunakan sejak lama dalam kehidupan masyarakat Dayak. Fungsi utamanya adalah menyaring tapai untuk menghasilkan air tuak, minuman yang kerap hadir dalam berbagai upacara adat dan pesta panen.
Apiet terbuat dari kayu cempedak atau nangka, dan terdiri atas dua bagian utama: wadah dan pengapit. Panjang wadah bisa mencapai 2,5 meter, dengan ukuran berbeda di setiap ujungnya. Salah satu bagian dilubangi untuk menempatkan tapai yang kemudian diperas menggunakan kayu pengapit.
Dalam masyarakat Dayak, apiet digunakan secara khusus saat acara adat, pesta perkawinan, atau penyambutan tamu kehormatan. Air tuak yang dihasilkan menjadi simbol kebersamaan dan penghormatan.
Baca: Ritual Dolop, Cara Suku Dayak Agabag Menemukan Kebenaran dalam Tradisi Adat
Namun, tak semua orang memiliki apiet. Alat ini biasanya dimiliki oleh keluarga dengan kedudukan sosial atau ekonomi yang lebih baik, mengingat pembuatannya memerlukan bahan kayu pilihan dan pengerjaan yang teliti.
Proses penggunaan apiet membutuhkan tenaga dan ketelitian. Tapai dimasukkan ke dalam lubang wadah, lalu ditutup rapat. Setelah itu, kayu pengapit ditekan perlahan agar air tuak keluar secara maksimal. Air hasil saringan ditampung dalam wadah di bawah apiet. Proses ini dilakukan berulang hingga seluruh sari tapai habis terperas.
Setelah digunakan, apiet dibersihkan dan disimpan di tempat kering agar kayunya tidak lapuk. Meski sederhana, alat ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Dayak dalam memanfaatkan bahan alam dan menjaga tradisi kuliner yang telah diwariskan turun-temurun.
									










