Seni Budaya

Malean Sampi, Ritual Syukur Para Petani Lombok

×

Malean Sampi, Ritual Syukur Para Petani Lombok

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Pulau Lombok, sebuah permata di antara ribuan pulau Nusantara yang menawarkan pesona alamnya yang memukau, kekayaan budaya yang mendalam, dan tradisi-tradisi unik yang terpelihara hingga saat ini. 

Terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Lombok tidak hanya dikenal sebagai tujuan wisata yang menarik, tetapi juga sebagai rumah bagi suku Sasak, suku asli yang menghuni pulau ini sejak zaman dahulu.

Nama “Sasak” sendiri berasal dari kata “sak,” yang artinya sampan. Keyakinan mereka menyatakan bahwa nenek moyang mereka tiba di Pulau Lombok menggunakan perahu sampan, memberikan nama “Sasak” kepada suku tersebut. 

Pulau ini sering disebut sebagai “Bumi Sasak,” menambah warna dalam mozaik kebudayaan Indonesia dengan keberagaman bahasa dan dialek yang mirip dengan bahasa Jawa dan Bali.

Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah Malean Sampi, sebuah ritual yang dipenuhi dengan syukur dari para petani atas panen yang melimpah. 

Dalam bahasa Sasak, “Malean Sampi” bermakna “menggiring sapi.” Ritual ini bukan hanya merupakan ungkapan syukur, tetapi juga ajang silaturahmi antarpetani dan hiburan bagi seluruh komunitas setempat.

Sapi-sapi yang akan berlomba dalam kontes Malean Sampi dipersiapkan dengan baik. Mereka dihias dan dilatih untuk menampilkan penampilan terbaik mereka di depan ribuan penonton yang memadati area perlombaan. 

Kontes ini tidak hanya menarik minat warga setempat, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari berbagai belahan dunia. Ritual ini telah diwariskan secara turun-temurun dan terus dilestarikan dengan penuh semangat oleh masyarakat Lombok.

Baca: Adu Keberanian Melalui Tradisi Peresean di Pulau Lombok

Malean Sampi tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya mereka, tetapi juga menjadi daya tarik bagi pariwisata, menarik media dan pengunjung untuk menyaksikan dan mengabadikan momen-momen berharga di tengah sawah-sawah Lombok.

Sebagai perayaan yang mempersatukan masyarakat dalam suka cita, Malean Sampi menghadirkan pemandangan yang memesona: puluhan sapi terhias berjalan dalam parade, diiringi oleh musik tradisional, sebelum memasuki arena perlombaan. 

Suasana kegembiraan terpancar dari wajah-wajah yang menyaksikan perlombaan, baik dari masyarakat lokal maupun turis yang berfoto dan menyaksikan acara dengan antusias.

Meskipun tidak selalu ada yang menang atau kalah dalam kontes ini, sapi-sapi yang tangguh dan berbobot baik menjadi pusat perhatian. Para pemilik sapi berharap agar sapi mereka bisa menarik minat saudagar sapi dengan harga fantastis. 

Namun, dalam kompetisi ini tidak jarang juga muncul strategi curang atau upaya untuk menjatuhkan pesaing, menambahkan elemen dramatis yang tak terduga dalam acara yang seharusnya penuh kegembiraan.

Malean Sampi adalah contoh nyata bagaimana tradisi yang kaya dan berwarna dari Pulau Lombok dapat menjadi magnet bagi pengunjung dari berbagai belahan dunia. 

Dengan segala keunikan dan keberagamannya, Lombok terus mempertahankan reputasi sebagai destinasi wisata yang tak terlupakan di Indonesia.

Baca juga: Melihat Kerukunan Umat Beragama Melalui Perang Topat di Pulau Lombok

error: Content is protected !!