Muasal

Asal-usul Rugbi di Indonesia, Bermula dari Zaman Belanda hingga Era Modern PRUI

×

Asal-usul Rugbi di Indonesia, Bermula dari Zaman Belanda hingga Era Modern PRUI

Sebarkan artikel ini
Asal-usul Rugbi di Indonesia, Bermula dari Zaman Belanda hingga Era Modern PRUI
Doc. Foto: GNFI

KOROPAK.CO.ID – Sejarah rugbi di Indonesia tidak seterang sepak bola atau bulu tangkis. Akar olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik ini masih samar, mungkin sudah ada sejak masa Hindia Belanda, mungkin juga baru selepas kemerdekaan.

Namun sejumlah catatan lama menunjukkan, rugbi pernah dimainkan di tanah air, salah satunya di Bandung—kota yang belakangan disebut sebagai pelopor berkembangnya olahraga tersebut.

Rugbi, atau rugby football dalam istilah aslinya, lahir di Inggris pada abad ke-19. Cikal bakalnya ditelusuri pada 1823, ketika William Webb Ellis, siswa sekolah Rugby di Inggris, tiba-tiba membawa bola dan berlari ke arah gawang lawan dalam pertandingan sepak bola. Aksi spontan itu memancing hukuman, tapi juga melahirkan olahraga baru: rugbi.

Permainan ini kemudian diakui sebagai olahraga tersendiri pada 1841. Beberapa dekade kemudian, rugbi menyebar ke berbagai benua, termasuk Amerika, di mana ia dimodifikasi dan melahirkan varian baru bernama American football.

Jejak di Nusantara

Menelusuri akar rugbi di Indonesia bukan perkara mudah. Minimnya popularitas membuat pemberitaan mengenai olahraga ini jarang muncul di surat kabar zaman dahulu. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan bahwa rugbi sudah dimainkan pada masa Hindia Belanda, mengingat Belanda sendiri mengenal permainan ini sejak akhir abad ke-19.

Salah satu bukti tertulis muncul pada 1905. Kala itu, toko buku G. Kolff & Co di Batavia dan Bandung mengiklankan penjualan buku Rugby Football karya jurnalis Inggris Bertram Fletcher Robinson.

Pada 1931, surat kabar Djawa Tengah juga menyinggung istilah rugbi ketika memberitakan pertandingan sepak bola yang berlangsung keras hingga disebut “mirip pertandingan rugbi.”

Selepas kemerdekaan, aktivitas olahraga kian semarak pada dekade 1950-an. Dalam Pekan Olahraga Angkatan Perang pertama yang digelar di Lapangan Ikada, Jakarta, pada 1952, rugbi tercatat sebagai salah satu olahraga pertunjukan.

Koran Sin Po menulis, “Sebagai atraksi kemudian diadakan berbagai pertunjukan oleh murid-murid sekolah, anggota polisi negara, judo AURI, dan rugbi Angkatan Darat.”

Dua tahun kemudian, dalam Pekan Olahraga Angkatan Laut di Surabaya, rugbi kembali dimainkan sebagai cabang demonstrasi. Java Bode pada 27 Juli 1954 melaporkan, “Usai pengambilan sumpah, demonstrasi olahraga bisbol, rugbi, anggar, senam, dan terakhir sepak bola.”

Bandung: Kota Pelopor

Meski sempat muncul di beberapa tempat, napas rugbi baru benar-benar menderu pada 1970-an. Wartawan olahraga Kompas, T.D. Asmadi, dalam artikelnya berjudul “Bandung Pelopor Olahraga Rugby di Indonesia”, menulis bahwa Bandung menjadi kota pertama yang serius mengembangkan rugbi dengan membentuk tim dan menyelenggarakan kompetisi.

Baca: Jejak Sejarah 94 tahun Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)

“Bandung-lah yang memulai olahraga rugby ini di Indonesia. Dalam arti mulai membentuk perkumpulan-perkumpulan dan mengadakan kompetisi pertama yang akan dimulai tanggal 19 Oktober ini,” tulis Asmadi.

Kebangkitan itu tak lepas dari peran ekspatriat asal Australia dan Selandia Baru yang bekerja di Indonesia pada masa Orde Baru. Salah satunya, Ken Holyoake, warga Selandia Baru yang melatih tim Institut Teknologi Bandung (ITB).

“Orang-orang Indonesia bisa menjadi pemain rugby yang baik. Mereka sudah mempunyai unsur kecepatan dan kelincahan, tinggal meningkatkan kemampuan teknis saja,” ujarnya.

Kala itu sudah terbentuk empat tim di Bandung: Universitas Padjadjaran, Barbarians (tim ekspatriat), Flying Eagle (kalangan umum), dan tim mahasiswa ITB yang kerap menjuarai pertandingan meski baru terbentuk dua bulan.

Olahraga Keras bagi Pria Terhormat

Rugbi identik dengan permainan fisik keras, pemain saling bertabrakan dan menindih demi menguasai bola. Namun di balik kekasaran itu, olahraga ini justru dikenal dengan etos kesatria.

Ungkapan klasik menyebut: “Rugby is a ruffian’s game played by gentlemen”, olahraga kasar yang dimainkan oleh pria terhormat. Asmadi menulis, “Diperlukan keberanian, keuletan, kekuatan dan ketabahan hati di samping kemampuan teknis.”

Tumbuh Perlahan, Bertahan Pasti

Pada masa modern, rugbi bertumbuh perlahan di Indonesia. Meski belum sepopuler sepak bola atau bulu tangkis, peminatnya terus bertambah. Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) resmi berdiri pada 10 Mei 2004.

Sembilan tahun kemudian, PRUI mendapat pengakuan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan menjadi anggota penuh Federasi Rugbi Dunia pada 2013.

Empat tahun berselang, tim nasional rugbi Indonesia mencatat sejarah dengan tampil perdana di SEA Games Kuala Lumpur 2017. Kini, PRUI mencatat ada 35 klub dan sekitar 700 pemain aktif di seluruh Indonesia.

Sejarah rugbi memang tidak lantang, tetapi langkahnya pasti. Dari lapangan Ikada hingga kampus ITB, dari permainan ekspatriat hingga bendera merah putih di gelanggang internasional—rugbi perlahan menulis babnya sendiri dalam sejarah olahraga Indonesia.

error: Content is protected !!