KOROPAK.CO.ID – Main dore adalah permainan tradisional khas Sumatera Barat yang dulunya populer di kalangan anak-anak sebagai hiburan di waktu luang. Permainan ini memiliki kesamaan dengan engklek yang banyak ditemui di berbagai daerah di Indonesia, namun dengan variasi pola lapangan yang berbeda-beda.
Menurut buku Permainan Rakyat Daerah Sumatera Barat, main dore berkembang di wilayah pesisir Sumatera Barat dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan sebaya. Meski demikian, anak laki-laki juga diperbolehkan ikut bermain.
“Permainan ini mengasah kemampuan fisik dan keseimbangan pemain. Setiap anak harus bisa melewati pola lintasan dengan baik,” tulis buku tersebut.
Main dore bisa dimainkan di berbagai lokasi, mulai dari tanah lapang, pekarangan rumah, hingga lingkungan sekolah.
Persiapan Main Dore
Untuk bermain main dore, anak-anak perlu berkumpul terlebih dahulu untuk menentukan peserta. Selanjutnya, setiap pemain menyiapkan gundu, biasanya terbuat dari pecahan genteng, keramik, atau batu pipih.
Pemain juga harus menentukan pola permainan. Ada tiga pola yang umum digunakan:
Baca: Melacak Jejak Permainan Marsiada: Warisan Budaya Sumatera Utara
1. Pola tanda plus – menyerupai permainan engklek tradisional.
2. Main dore rok – mirip pola sebelumnya, namun tambahan dua trapesium di bagian awal.
3. Main dore petak – persegi panjang dibagi menjadi 10 kotak kecil.
Meskipun bentuknya berbeda, cara bermain pada tiap pola tetap sama.
Cara Bermain
Setelah gundu dilemparkan ke salah satu kotak pola, pemain harus mengitari semua kotak dengan satu kaki tanpa menginjak kotak tempat gundu berada. Pemain harus menjaga keseimbangan agar bisa kembali ke posisi awal.
Jika pemain gagal, giliran berikutnya akan dilanjutkan oleh peserta lain. Permainan ini tidak hanya menantang fisik, tetapi juga melatih fokus dan ketelitian para pemain.
Dengan kesederhanaan dan manfaatnya, main dore tetap menjadi bagian dari warisan permainan tradisional yang patut dilestarikan.
