Koropak.co.id – Guru Besar Padepokan Pencak Silat Padjadjaran Pusat, Ramanda Guru Kasepuhan Drs. H. Rd. Sany Wijaya Nata Kusumah memberikan tanda kehormatan kepada sejumlah tokoh.
Penganugerahan kehormatan itu berbarengan dengan momentum yang penuh keberkahan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Padepokan Silat Padjajaran Pusat yang beralamat di Jalan Raya Sukaraja No. 16 Desa Sirnajaya Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, 18-21 Oktober 2021.
Rd. Sany Wijaya Nata Kusumah yang karib disapa Uyut Sani, mengatakan bahwa agama dan budaya itu tidak bisa dipisahkan. “Karena dari dulu budaya dan agama itu berbarengan,” kata Uyut Sani.
Selain pemberian tanda kehormatan, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Padepokan Silat Padjajaran Pusat dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan. Meski menerapkan protokol kesehatan yang ketat, acara ini tetap menyedot animo masyarakat dan hadirin undangan dari berbagai daerah.
Acara diisi dengan Kirab Pusaka, Pajang Zimat, Upacara Adat Lengser, Istigosah Kubro, Tabligh Akbar, Lomba Tumpeng, Pencak Silat, Bambu Gila, Debus, Jamas Pusaka, Sawer Mulud, Hingga Ritual Budaya dan Ritual Mandi.
Acara semakin meriah dengan bazar-bazar produk khas Padepokan Silat Padjajaran Pusat. Para pengunjung yang hadir ke lokasi tak hentinya berdecak kagum. Selama empat hari kegiatan, tempat itu menjadi magnet banyak orang.
Arifin Wijaya Kusumah, selaku Ketua Panitia menyebutkan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai bukti dari cinta kepada baginda Rasulullah.
“Kita mengakui sebagai umatnya. Ini juga sebagai bentuk rasa cinta kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW,” ujarnya.
Baca : Peringatan Maulid Nabi, Uyut Sani; Budaya dan Agama Itu Berbarengan
Dengan adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dia mengajak semua umat Islam, untuk tidak pernah melupakan sejarah kelahiran Rasulullah.
“Ini adalah wujud cinta kita kepada Rasulullah SAW dengan berbudaya. Artinya etika dan adab dari Nabi kita terapkan,” kata Arifin.
Momen lain dari acara Maulid Nabi ini adalah ketika sejumlah tamu undangan diberikan gelar penghargaan oleh Uyut Sani. Sebuah tanda hormat, welas dan asih seorang guru dan orang tua.
Sejumlah tokoh kehormatan yang diberikan gelar ialah NR. Rulany Indra Gartika Rusady Wirahaditenaya BMus MA atau yang akrab dipanggil Bunda Ully Hary Rusady diberi gelar Nyimas Ratu Dewi Nyakrawati.
Adiknya bunda Ully, yaitu NR. Pradnya Paramitha Chandra Devi Rusady Wirahaditenaya atau yang akrab dipanggil Paramitha Rusady diberi gelar Nyimas Ratu Dewi Puhun Jagat Kinasih.
“Banyak kemuliaan yang didapatkan dan memang dengan acara Maulid Nabi Muhammad SAW ini banyak keberkahan luar biasa untuk saya sendiri dan untuk semua yang hadir tamu-tamu masya Allah luar biasa,” kata Teh Mitha, saat berbincang dengan Koropak usai penganugerahan.
Teh Mitha berkata, dengan budaya kita bisa bersatu dan dapat menjalankan amanah leluhur serta bisa menjadi tauladan bagi generasi penerus. “Salam budaya, salam sehat, dan salam merah putih,” imbuhnya.
Kebahagiaan juga terpancar dari Abah Sancang, sesepuh Padepokan Padjajaran Gunung Agung dan Abah Alam sesepuh sekaligus budayawan Jawa Barat.
Dalam kegiatan tersebut, dua sesepuh Jawa Barat itu mendapatkan jubah kebesaran yang dijahit langsung oleh Uyut Sani.
Suasana semakin haru tatkala Abah Alam dan Abah Sancang dipakaikan langsung jubah tersebut oleh Uyut Sani.
Baca : Semangat Ines Meraih Prestasi Lewat Pencak Silat
Usai diberikan jubah khusus oleh Uyut Sani, Abah Sancang memberikan komentar tentang kegiatan Maulid Nabi yang begitu meriah. Meski banyak yang hadir, namun menurutnya acara tersebut tetap tertib.
Disamping disiplin protokol kesehatan yang baik, acara tersebut menempatkan adab, akhlak dan tatakrama sebagai nomor wahid.
“Acaranya sangat teratur, sangat bagus, tatakrama juga dijalankan, ini patut menjadi contoh bagi semua, bahwa budaya kita budaya padjajaran budaya Gunung Agung itu sangat istimewa, jadi harus dipertahankan sampai kapanpun oleh generasi-generasi selanjutnya”, kata Abah Sancang.
Abah Sancang menambahkan, berjuang dengan NKRI tidak akan pernah lepas dari budaya. Generasi milenial hari ini tidak boleh lepas dari budaya asli Padjajaran Galunggung Agung.
Beberapa tamu undangan kehormatan lainnya diberikan pin khusus berwarna emas dengan logo Padepokan Silat Padjajaran, seperti dari pemerintahan, IPSI Jabar, dan Tokoh Adat lainnya.
Salah seorang yang hadir adalah Asep Ugar, mantan narapidana yang saat ini menjadi Ketua Umum Manasik (Mantan Narapidana Tasikmalaya).
Asep sangat mengapresiasi kegiatan di Padepokan Silat Padjajaran Pusat tersebut. Menurutnya kegiatan itu penuh dengan energi positif.
“Sangat luar biasa, di acara maulid ini berkumpul beberapa organisasi, seperti kebudayaan, organisasi masyarakat, LSM, dan sebagainya. Menurut saya ini harus menjadi continuitas, ini yang jelas jadi pemersatu tidak ada sekat sehingga energi positif mengalir itu membuat sayan menjadi terenyuh,” kata Asep.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini