Koropak.co.id – Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak suku, mulai dari Suku Jawa, Bali, Sunda, Dayak, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tentunya hal itu membuat masing-masing suku di Indonesia memiliki budaya dan kesenian yang berbeda-beda. Kesenian daerah juga bisa digolongkan dalam beberapa jenis, seperti tarian, alat musik, pakaian dan lainnya.
Meskipun begitu, tak sedikit pula kesenian yang kurang mendapat perhatian, baik itu dari pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri. Salah satunya Tari Topeng Endel yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah.
Dilansir dari berbagai sumber, Tari Topeng Endel sendiri merupakan tarian khas Tegal yang menggambarkan seorang Wanita genit atau dalam Bahasa Tegalnya, “lenjeh.” Diketahui, Tari Topeng Endel ini hanya dapat dibawakan oleh penari Wanita dengan menggunakan topeng yang berwujud wanita cantik, berwajah putih dan murah senyum.
Tari topeng endel juga biasanya diiringi oleh gending lancaran, ombak banyu, laras slendro mayuro. Namun sayangnya hingga saat ini tidak ada yang tahu secara pasti siapa sebenarnya yang menjadi pencipta atau penemu dari Tari Topeng Endel ini.
Namun, berdasarkan pengakuan dari salah satu pelaku seni tari ini, Wahyu Ranggati mengatakan bahwa ada warga Tegal yang mewarisinya pada tahun 1950 bernama Darem. Kemudian setelah itu diwariskan lagi kepada anaknya yang bernama Warmi. Hingga sampai dengan saat ini, Tari Topeng Endel masih dapat ditemukan di desa Slarang Lor, kecamatan Dukuhwaru, kabupaten Tegal.
Akan tetapi, perkembangannya sangat lambat. Hal itu disebabkan oleh semakin sedikitnya penggemar dari tarian yang satu ini terutama pada generasi muda sebagai genarasi penerus. Selain itu, berkurangnya juga para pakar seni tari ini dikarenakan sudah tua atau disebabkan meninggal dunia.

Baca : Mengenal Sejarah dan Asal Usul dari Tari Jaipong
Selain itu, Tari Topeng Endel ini sebenarnya cukup terkenal, baik itu di lingkungan masyarakat kabupaten Tegal maupun daerah lainnya. Bahkan tercatat pada tahun 2010, Tari Topeng Endel pernah mendapatkan Rekor Muri dengan peserta pertunjukan tari sebanyak 1.700 penari, saat perayaan ulang tahun Kabupaten Tegal yang ke- 470 di lapangan Pemkab Tegal.
Tapi, bukan hanya kurangnya minat dari generasi muda saja yang mengahambat perkembangan kelestarian Tari Topeng Endel ini. Faktor lainnya adalah kurangnya dana, banyak peralatan yang sudah dibeli kolektor atau bahkan rusak, kurangnya para pengrajin topeng, hingga munculnya jenis hiburan baru yang lebih menarik perhatian masyarakat.
Semuanya itu turut andil akan memudarnya keberlangsungan hidup dari Tari Topeng Endel itu sendiri. Sebenarnya itu tidak hanya berdampak pada generasi muda, akan tetapi juga kepada seluruh masyarakat yang bertanggung jawab akan mundurnya eksistensi Tari Topeng Endel ataupun budaya lokal lain.
Fenomena ditinggalkannya budaya lokal tersebut, tentu saja disebabkan pula oleh arus globalisasi yang semakin berkembang dan masyarakat yang terlalu larut akan kehidupan modern. Sehingga jika hal itu terus dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan Tari Topeng Endel ataupun kesenian tradisional lainnya akan hilang dan punah.
Oleh karena itulah, sebagai generasi muda khususnya maupun masyarakat pada umumnya, tentunya kita harus bisa melestarikan berbagai macam budaya dan kesenian yang ada. Sebab, menjaga kelestarian budaya itu sendiri termasuk cerminan dari nilai Pancasila sila ke-3, yaitu persatuan Indonesia.
Ada baiknya juga kita tanamkan rasa cinta terhadap tanah air kita, sehingga anak cucu kita nanti tetap dapat mengenal dan belajar kesenian tradisional daerah.*
Lihat juga : Simak Berbagai Video Menarik Lainnya Disini











