Muasal

Mendobrak Budaya Patriarki dalam Olimpiade, Sejak Kapan Indonesia Ikut?

×

Mendobrak Budaya Patriarki dalam Olimpiade, Sejak Kapan Indonesia Ikut?

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Olimpiade atau dalam bahasa Perancis disebut “les Jeux olympiques” merupakan ajang olahraga internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim panas dan musim dingin. 

Ada ribuan atlet dari lebih 200 negara yang saling berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga.

Pada awalnya, olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno. Namun, pada 393 M kompetisi olahraga tersebut dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. 

Lalu, pada 1896, olimpiade dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy Baron de Coubertin. Sebelumnya, pada 1894 dalam kongres yang digelar di Paris, Komite Olimpiade Internasional (IOC) secara resmi didirikan.

Selain pendirian IOC, kala itu, ibu kota Yunani, Athena, juga dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama pada 1896. 

Sejak saat itu, olimpiade empat tahunan itu rutin digelar, kecuali di masa Perang Dunia II. Namun, budaya patriaki masih mendominasi.

Meskipun kala itu ritual api olimpiade dinyalakan oleh para biarawati perawan, namun kaum perempuan sangat dilarang sekali untuk terlibat lebih dari itu.

Jangankan ikut serta bertanding, untuk menonton pertandingan saja sangat dilarang. Jika melanggar, hukuman mati jadi konsekuensinya.

Baca: 6 April 1896; Olimpiade Modern Pertama Digelar di Athena

Seiring berjalannya waktu, dalam olimpiade Paris pada 1900, IOC mulai membuka pintu bagi atlet wanita untuk bergabung dalam kompetisi. Namun, saat itu tokoh penggagas Olimpiade Modern, Baron Pierre de Coubertin, yang juga membawa kultur patriaki, menentang keputusan IOC.

Dikarenakan desakan dari beberapa negara anggota IOC, Coubertin terpaksa melunak dan mengizinkan keikutsertaan atlet wanita dalam kompetisi. Hasilnya, sebanyak 22 atlet wanita pun ikut bertanding bersama 975 atlet pria dalam cabang olahraga golf, tenis, croquet, dan berlayar.

Sejarah mencatat, Helene de Pourtales menjadi atlet wanita pertama yang berhasil meraih medali emas dalam cabang olahraga berlayar dengan nomor “1 to 2 ton” yang digelar pada 22 s.d 25 Mei 1900-an.

Pada 1991, IOC pun secara resmi mengeluarkan peraturan bahwa semua cabang olahraga baru harus melibatkan atlet wanita dan juga pria. Setelah itu, dari waktu ke waktu, jumlah atlet wanita yang ikut serta dalam Olimpiade semakin bertambah. 

Contohnya seperti pada Olimpiade London 2012, tercatat sebanyak 44 persen atlet yang mengikuti kompetisi adalah kaum wanita. 

Sementara itu, Indonesia pertama kalinya ikut berpartisipasi di Olimpiade Helsinki yang digelar pada 1952-an di Finlandia. Setelah itu, Indonesia hampir tak pernah absen untuk berpartisipasi pada olimpiade tahun-tahun berikutnya, kecuali pada 1964 dan 1980.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!