Koropak.co.id – Perayaan Idul Fitri di Indonesia bukan semata momen religius, melainkan juga merupakan puncak dari proses enkulturasi budaya yang unik dan kaya akan makna.
Salah satu simbol yang mencolok dalam perayaan ini adalah ketupat, sebuah lambang yang tidak hanya sebagai makanan khas, tetapi juga membawa pesan moral dan spiritual yang mendalam.
Asal usul kata “ketupat” dari “kupat” mencerminkan filosofi yang dalam. “Kupat” memiliki makna ganda sebagai “ngaku lepat” (mengakui kesalahan) dan “laku papat” (empat tindakan).
Isian beras pada ketupat melambangkan hawa nafsu manusia yang perlu dikendalikan menuju kesucian. Daun kelapa muda atau janur sebagai pembungkus ketupat mengandung makna metaforis “jatining nur” atau cahaya sejati yang merujuk pada hati nurani manusia.
Gabungan semua elemen tersebut menjadikan ketupat sebagai simbol manusia yang mampu menahan hawa nafsu dan mengikuti panggilan hati nurani dalam menjalani kehidupan.
Baca: Kisah Lebaran Ketupat dan Sunan Kalijaga
Lebih dalam lagi, ketupat bukan hanya hidangan, tetapi juga representasi dari nilai-nilai moral dan spiritual dalam masyarakat Indonesia.
Melalui simbolisme dan filosofi yang terkandung dalam ketupat, kita dapat menghayati makna yang lebih dalam dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari enkulturasi budaya di Indonesia.
Proses enkulturasi budaya melibatkan komunikasi yang penting dalam mentransmisikan pola-pola kompleks dalam budaya. Teori komunikasi transmisi budaya menjelaskan bagaimana pesan-pesan budaya disampaikan, dipahami, dan dipertukarkan antara individu dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam pembuatan ketupat, proses komunikasi turun-temurun antara generasi tidak hanya mengajarkan teknik pembuatan, tetapi juga mewariskan makna-makna budaya yang terkandung di dalamnya. Ketupat juga menjadi simbol integrasi budaya di Indonesia, menggabungkan beragam aspek budaya dalam harmoni yang bersatu padu.
Dengan memperkuat nilai-nilai tradisional sambil tetap terbuka terhadap perubahan zaman akibat globalisasi dan modernisasi, ketupat tetap menjadi simbol keberhasilan komunikasi dan harmoni dalam proses enkulturasi budaya di Indonesia jelang Idul Fitri dan di masa yang akan datang.
Baca juga: Menelisik Sejarah Sungkeman dan Kini Buat Saling Memaafkan