Koropak.co.id – Di antara Masjid Agung Banten dan Keraton Surosowan, terdapat sebuah batu besar yang menyerupai sajadah terbentang, dikenal sebagai Watu Gilang.
Batu ini memegang peran penting dalam sejarah Kesultanan Banten, yang berdiri dari tahun 1512 hingga 1813. Watu Gilang bukan sekadar batu; ia adalah saksi sejarah penting di mana penobatan para Sultan Banten dilangsungkan.
Batu ini menjadi tempat duduk bagi calon Sultan saat diserahterimakan mahkota serta menerima doa untuk menjadi pemimpin yang amanah kepada rakyatnya. Menurut informasi dari Merdeka, batu ini dihubungkan erat dengan ritual-ritual penting kerajaan.
Menariknya, Watu Gilang tidak berasal dari Kesultanan Banten. Batu ini berasal dari Kerajaan Pajajaran, yang dahulu berkedudukan di Pakuan, Bogor, Jawa Barat.
Cerita Parahyangan menyebutkan bahwa batu ini dipindah dari Kerajaan Pajajaran ke Kesultanan Banten pada tahun 1579 Masehi. Pemindahan ini dianggap sebagai simbol perpindahan kekuatan spiritual dari raja-raja Sunda ke raja-raja Banten.
Dalam catatan sejarah, batu yang sebelumnya dikenal dengan nama Batu Sriman ini dipercaya memiliki kekuatan mistik. Ada keyakinan bahwa jika batu ini digeser, akan ada bencana besar yang menimpa Kerajaan Banten, hingga akhirnya terancam keruntuhan.
Baca: Misteri dan Makna di Balik Ritual Nyobeng Dayak Bidayuh
Watu Gilang yang kini berada di area yang kurang terawat dengan ukuran panjang 190 cm, lebar 121 cm, dan tebal 16,5 cm, dikelilingi oleh pagar besi kecil dan dikelilingi pedagang kaki lima.
Sayangnya, kondisi batu dan kawasan sekitarnya, termasuk parit pelindung keraton, masjid, dan jalan menuju situs bersejarah ini, menunjukkan tanda-tanda kemunduran.
Dalam upaya untuk melestarikan dan memperbaiki kondisi ini, Andhika Hazrumy, Wakil Gubernur Banten pada tahun 2017, mengungkapkan rencana revitalisasi Banten Lama yang diharapkan dapat selesai dalam dua hingga tiga tahun.
Andhika juga menyoroti perlunya koordinasi administratif dan dukungan anggaran untuk memulihkan keindahan dan makna sejarah dari situs-situs bersejarah ini.
Revitalisasi Watu Gilang dan kawasan sekitarnya diharapkan tidak hanya mengembalikan kemegahan sejarah Banten tetapi juga memperbaiki kondisi infrastruktur yang saat ini dalam keadaan kumuh.
Baca juga: Misteri Gunung Pulosari dan Jejak Kerajaan Pertama Nusantara