Muasal

Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Titik Balik Pengakuan Kedaulatan RI

×

Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Titik Balik Pengakuan Kedaulatan RI

Sebarkan artikel ini
Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Titik Balik Pengakuan Kedaulatan RI

KOROPAK.CO.ID – Setiap tanggal 1 Maret, bangsa Indonesia memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara, sebuah momentum bersejarah yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022. Hari ini bukan sekadar peringatan, melainkan pengingat akan sebuah peristiwa monumental dalam sejarah perjuangan bangsa: Serangan Umum 1 Maret 1949.

Pasca Agresi Militer Belanda II pada 9 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Klaim sepihak Belanda menyatakan bahwa Republik Indonesia telah runtuh. Namun, para pejuang tidak tinggal diam.

Serangan Umum 1 Maret 1949 digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, diperintahkan oleh Jenderal Soedirman, serta mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Operasi ini melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), laskar rakyat, dan berbagai elemen bangsa.

Tepat pada 1 Maret 1949 pukul 06.00 pagi, pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak ke Yogyakarta. Serangan mendadak ini mengguncang pasukan Belanda, memaksa mereka kehilangan kendali atas kota selama beberapa jam. Meski akhirnya TNI harus mundur pada sore harinya, keberhasilan ini membuktikan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih eksis.

Baca: Peristiwa Bersejarah: Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan ini tidak hanya mengguncang Belanda, tetapi juga membuka mata dunia. Berkat siaran radio AURI Playen, RRI Balong, dan PDRI Bukittinggi, berita kemenangan ini tersebar luas hingga India dan forum internasional.

Serangan Umum 1 Maret menjadi faktor krusial dalam mendorong Belanda kembali ke meja perundingan yang akhirnya berujung pada Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949 dan pengakuan kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949.

Melalui Keppres 2/2022, Hari Penegakan Kedaulatan Negara diperingati untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme, persatuan, dan semangat perjuangan kepada generasi penerus. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kedaulatan bangsa tidak diraih dengan mudah, tetapi dengan pengorbanan, keberanian, dan strategi perjuangan.

Hari ini bukan sekadar tanggal dalam kalender, tetapi warisan perjuangan yang harus terus dijaga oleh setiap anak bangsa.

error: Content is protected !!