Muasal

Mengenang Sultan Baabullah, Sang Penguasa 72 Pulau Pengusir Penjajah Portugis

×

Mengenang Sultan Baabullah, Sang Penguasa 72 Pulau Pengusir Penjajah Portugis

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id, Maluku Utara – Sultan Baabullah merupakan anak tertua dari Sultan Khairun Jamil yang memerintah pada 1535-1570-an. Dalam sejarah Ternate dan Maluku, Sultan Baabullah dianggap sebagai Sultan teragung dalam dikarenakan keberhasilannya dalam mengusir penjajah Portugis dari Tanah Ternate.

Yusuf Hasani dalam buku “Sistem Pemilihan Sultan Kesultanan Ternate” menyebutkan, masa pemerintahan Sultan Baabullah berlangsung pada 1570-1583. Masa itu juga disebutkan sebagai massa paling spektakuler dalam sejarah Kesultanan Ternate.

Bukan tanpa alasan, karena Sultan Baabullah sendiri pada masa itu menjadi pemimpin yang berhasil menaklukkan bangsa asing yakni bangsa Portugis. Disebutkan bahwa kekejaman yang dilakukan bangsa Portugis begitu melukai hati Baabullah dan rakyat Ternate.

Oleh karena itulah, hanya dalam kurun waktu lima tahun, mereka pun berhasil mengepung benteng Portugis di Ternate hingga membuat pasukan Portugis semakin lemah. Akibat pengepungan yang dilakukan itu, pasukan Portugis pun kekurangan obat dan makanan hingga membuat mereka terpaksa menyerah.

Sehingga, tepat pada 28 Desember 1575, Portugis menyerah tanpa syarat. Bahkan tiga hari kemudian atau tepatnya pada 31 Desember 1575, Sultan Baabullah mengizinkan Portugis untuk angkat kaki dan meninggalkan Ternate dengan syarat alat perang atau senjata mereka harus ditinggalkan.

Setelah kemenangannya dalam menaklukkan bangsa Portugis, Sultan Baabullah langsung memperluas wilayah kekuasaannya yang meliputi wilayah Mindanao, Bima-Koreh, dan Nove Guinea. Tak hanya itu saja, ia juga memiliki prajurit yang terdiri dari 30.000 orang.

Akibat kehebatan yang ditunjukannya itulah, Francois Valentyn menyebutnya sebagai “Baabullah si penguasa 72 pulau”. Di era itu juga Ternate telah berhasil mencapai puncak kejayaannya dan menjadi kerajaan yang besar.

Baca: Museum Sejarah dan Budaya Kesultanan Ternate Segera Diresmikan

Di sisi lain, Sultan Baabullah juga telah berhasil menanamkan rasa percaya diri rakyatnya, agar dapat bangkit melawan kekuasaan asing yang ingin menguasai hidup mereka. Seiring berjalannya waktu, kini namanya pun abadi di Bandara Ternate.

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi mengabadikan namanya pada bandara yang dikenal dengan nama Bandara Sultan Baabullah Ternate. 

Sementara itu, dilansir dari laman Kementerian Sosial, Sultan Baabullah diketahui merupakan sultan ketujuh sekaligus penguasa ke-24 dari Kesultanan Ternate di Kepulauan Maluku. Sultan Baabullah memerintah Kesultanan Ternate antara 1570 s.d 1583.

Baabullah lahir di Ternate 10 Februari 1528 dan meninggal dunia di usia ke-55 tahun pada 25 Mei 1583. Ia berkuasa menggantikan sang ayah, Sultan Khairun Jamil yang meninggal akibat dibunuh oleh Portugis.

Selama masa pemerintahannya, Baabullah berhasil membawa Kesultanan Ternate menuju puncak kejayaannya di akhir abad ke-16. Bahkan, di bawah penguasaannya itu juga Maluku berperan dalam jaringan rempah Asia dan perdagangan rempahnya juga meningkat secara signifikan.

Adapun untuk wilayah kekuasaan Sultan Baabullah di Indonesia timur mencakup sebagian besar Kepulauan Maluku, Sangihe dan sebagian dari Sulawesi. Tak hanya itu saja, pengaruh Ternate pada masa kepemimpinannya itu juga bahkan mampu menjangkau Solor (Lamaholot), Bima (Sumbawa bagian timur), Mindanao, dan Raja Ampat.

Dengan wilayah kekuasaannya yang luas itulah membuat Sultan Baabullah dijuluki sebagai sang penguasa 72 negeri yang semua rajanya tunduk kepadanya, hingga menjadikan Kesultanan Ternate sebagai kerajaan Islam terbesar di Indonesia timur.

Silakan tonton berbagai video menarik di sini:

error: Content is protected !!