Koropak.co.id – Tanggal 12 Desember 1962, Borneo menjadi saksi pertempuran tak terlupakan antara Britania Raya dan pemberontak Tentara Nasional Kalimantan Utara di kota Limbang, Sarawak.
Serangan amfibi ini tidak hanya mengusik ketenangan kota, tetapi juga merayakan kemenangan Britania Raya dalam upaya membebaskan sandera yang ditawan oleh pemberontak.
Dalam operasi militer yang penuh taktik, pasukan Britania Raya melancarkan serangan presisi terhadap kota Limbang yang dikuasai pemberontak. Sasaran utama mereka adalah pembebasan para sandera yang menjadi tawanan Tentara Nasional Kalimantan Utara.
Operasi ini menjadi kisah heroik yang mencengangkan, menandai sebuah episod dalam sejarah yang tetap menggema. Pertempuran ini bukan hanya tentang strategi militer, tetapi juga menyoroti keberanian dan ketangguhan pasukan Britania Raya.
Baca: Memori Kelam 9 Desember 1947: Tragedi Pembantaian Rawagede yang Mengguncang
Dengan cermat menavigasi medan sulit, mereka berhasil merebut kembali kendali atas Limbang. Serangan amfibi ini menciptakan catatan kemenangan, menunjukkan kebijaksanaan dan keahlian militer yang luar biasa.
Peristiwa ini melambangkan semangat mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional. Keberhasilan Britania Raya dalam menghadapi ancaman di wilayah yang kritis mencerminkan tekad yang kuat dan dedikasi untuk melindungi warga negara.
Seiring tembakan senjata yang menggelegar, kota Limbang menjadi saksi kejayaan pasukan Britania Raya. Hari ini, kita merayakan momen penting ini sebagai bagian tak terpisahkan dari sejarah Borneo.
Kisah heroik ini menjadi landasan bagi keberanian dan keberhasilan Britania Raya dalam menanggapi tantangan kompleks pada era itu.
Baca juga: Pemberontakan Brunei 1962: Awal Konfrontasi Indonesia-Malaysia