Muasal

Mengapa Pempek dan Cuko Selalu Bersama?

×

Mengapa Pempek dan Cuko Selalu Bersama?

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – “Cuko dak becuko tengah duo,” sebuah ungkapan yang melekat erat dengan kota Palembang. Bagi mereka yang pernah menginjakkan kaki di sana atau bahkan memanggilnya sebagai tempat tinggal, kalimat ini telah menjadi bagian dari sejarah telinga mereka. 

Pempek, makanan khas Palembang, selalu diiringi dengan cuko, sebagaimana Rangga dan Cinta yang tak bisa dipisahkan menurut takdir. Meskipun telah berpisah jauh, dengan jarak ribuan kilometer dan waktu yang tak terhitung, cinta mereka tetap menyatu.

Cuko dan pempek, seperti pasangan yang saling melengkapi. Tanpa cuko, pempek terasa hampa di lidah. Meskipun hanya tersisa dalam ingatan, kehadiran cuko tetap memberi kesempurnaan pada rasanya.

“Ngirup cuko,” ungkapan ini memegang makna yang dalam, momen yang tak boleh terlewatkan saat menikmati pempek. Ngirup adalah mengambil langsung cuko dengan mulut, tanpa menggunakan mangkuk atau sendok. Keyakinan ini dipercaya agar rasa pempek dengan cuko tidak hilang setelah beberapa gigitan.

Dilansir dari laman GNFI dalam sebuah wawancara dengan Nyayu Zainab, warga asli Palembang berusia 63 tahun, ia menyebutkan bahwa di antara berbagai jenis pempek yang pernah ia buat, cang kerupuk adalah yang paling istimewa baginya.

Proses pembuatan cang kerupuk membutuhkan kesabaran yang tinggi. Meskipun awalnya sama dengan adonan pempek lainnya, tahap akhirnya membedakannya. Cang kerupuk membutuhkan alat cetak bernama pirik-an.

Pirik-an adalah besi kuningan berat dengan lubang-lubang kecil di tengahnya. Adonan pempek dimasukkan ke dalam pirik-an, lalu ditekan hingga membentuk keriting seperti yang diharapkan.

Baca: Pempek Palembang dan Akulturasi Budaya Kuliner Tionghoa

Apa filosofi di balik cang kerupuk ini?

Proses memirik pempek keriting ini menyerupai perjalanan hidup. Adonan harus tepat, tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Hasil akhirnya, pempek akan menjadi sempurna. Begitu pula dalam hidup, harus ada keseimbangan.

Lanjut pada tahap memirik dengan pirik-an. Gaya dorong dari dalam hati dan pikiran dibutuhkan. Hasilnya, pempek keriting siap disajikan.

Dan yang menarik, rasa pempek keriting ini begitu istimewa. Meskipun adonannya sama dengan pempek lainnya, rasanya begitu unik dan memanjakan lidah.

Demikian pula dengan kehidupan. Sentuhan kecil dapat menghasilkan kisah yang berbeda. Begitu juga dalam hubungan antar manusia, cara menyampaikan teguran akan memengaruhi hasilnya.

Filosofi sederhana dari cang kerupuk ini mengajarkan bahwa kehidupan memiliki banyak makna. Setiap proses harus dihiasi dengan yang tepat, sehingga menghasilkan hasil yang benar-benar nikmat, bukan sekadar ilusi.

Baca juga: Menguak Sejarah Penyebutan Pempek Kapal Selam

error: Content is protected !!