Muasal

Mengenang Tragedi Pesawat Garuda di Bandara Fukuoka

×

Mengenang Tragedi Pesawat Garuda di Bandara Fukuoka

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Hari ini, tepatnya 28 tahun lalu pada 13 Juni 1996, terjadi kecelakaan tragis Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 865 di Bandara Fukuoka, Jepang. 

Pesawat DC-10 ini mengalami kebakaran dan terbelah menjadi tiga bagian, mengakibatkan tiga orang tewas dari 261 penumpangnya, yang sebagian besar adalah warga negara Jepang. Kecelakaan terjadi saat pesawat gagal lepas landas dari landasan pacu 16, karena mesin sebelah kanannya terbakar.

Pesawat Garuda dengan registrasi PK-GIE, yang dioperasikan oleh kapten pilot Ronald R. Longdong, kopilot Yudha Putra, dan teknisi Dwi Prayitno, mengalami insiden yang menegangkan di Bandara Fukuoka. 

Mesin CF6-50C General Electric di sayap kanan pesawat terbakar ketika hendak melakukan lepas landas menuju Denpasar dan Jakarta. Meskipun evakuasi berjalan cepat berkat delapan escape chute yang berfungsi baik, sejumlah penumpang mengalami luka dan beberapa meninggal dunia.

Kesaksian dari korban selamat menggambarkan momen getaran keras yang dirasakan sebelum pesawat jatuh dan terbelah. Beberapa penumpang merangkak keluar melalui celah-celah patah badan pesawat yang sudah terbakar, sementara yang lain melompat melalui chute darurat untuk menyelamatkan diri.

Baca: 43 Tahun yang Lalu: Pesawat Garuda Dibajak oleh Komando Jihad

Kapten Ronald R. Longdong sendiri mengalami luka dan dirawat di RS Kyushu, Fukuoka, sedangkan kopilot Yudha Putra mengalami cedera punggung.

Investigasi yang dilakukan oleh Komite Investigasi Kecelakaan Pesawat Kementerian Transportasi Jepang menyimpulkan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh kerusakan pada mesin kanan General Electric CF6-50C, yang memaksa kapten Ronald R. Longdong untuk mengambil keputusan untuk menghentikan lepas landas. 

Lubang besar yang terbentuk setelah kecelakaan disebabkan oleh pylon roda yang lepas dari posisinya, memperparah kondisi pesawat setelah gagal lepas landas.

Kecelakaan ini menunjukkan pentingnya perawatan pesawat yang cermat dan prosedur keselamatan yang ketat dalam operasi penerbangan internasional. 

Meskipun tragedi ini menelan korban jiwa, evakuasi yang cepat dan tanggap dari awak pesawat serta kesigapan petugas bandara membantu menyelamatkan banyak nyawa di saat yang genting itu.

Baca juga: Sejarah 73 Tahun Garuda Indonesia dalam Penerbangan Nasional

error: Content is protected !!